Senin, 02 Mei 2011

Pendidikan karakter jadi gerakan nasional

Pendidikan berbasis karakter akan menjadi gerakan nasional mulai tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dimulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai perguruan tinggi, termasuk di dalamnya pendidikan nonformal dan informal.

Hal itu ditegaskan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, saat memberikan sambutan dalam upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), sebagaimana dibacakan Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat upacara Hardiknas di Balaikota Solo, Senin (2/5/2011).

Sementara Walikota Solo, Joko Widodo, menilai pendidikan karakter yang selama ini dilaksanakan di Kota Solo, masih biasa saja. Ia berharap pelaksanaan pendidikan karakter lebih dikuatkan dan lebih aplikatif.

Jokowi mengimbau agar semua guru memberikan pendidikan karakter ketika mengajar, minimal 10 menit setiap mengajar. Tak hanya guru Bimbingan Konseling, tapi semua guru mata pelajaran.

“Misalnya guru matematika bisa menginternalisasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran matematika. Ketika mengajar, 5 x 2 jangan hanya diartikan bernilai 10. Tapi terangkan pada siswa, apa makna nilai 10, bahkan apa makna nilai 10 plus,” ungkapnya

Sumber: Solopos

Walikota: Pendidikan Karakter Harus Diperkuat

Sekolah harus menyelipkan materi pendidikan karakter, minimal 10 menit per mata pelajaran. Hal itu supaya pendidikan karakter mampu diserap maksimal, tak sebatas teori.

“Setiap dalam pembelajaran mata pelajaran seharusnya barang 10 menit diberikan pendidikan karakter,” tegas Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi), saat ditemui wartawan seusai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di halaman Balaikota Solo, Senin (2/5).
Jokowi mencontohkan, seperti halnya dalam mata pelajaran matematika. “Jika anak diberi uang Rp 10.000 untuk membeli sesuatu, harganya ternyata hanya Rp 5.000, maka harus mengatakan yang sebenarnya. Seperti dalam ilmu lingkungan, juga dapat ditanamkan karakter untuk mencintai lingkungan,” tambah Jokowi.

Selama ini, Walikota menilai pendidikan karakter di sekolah-sekolah khususnya Solo dirasa masih biasa. Ia berharap agar pendidikan ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak hanya sekadar teoretis.
Dalam peringatan Hardiknas yang diikuti sejumlah guru dan siswa dari sejumlah sekolah itu, Jokowi pun memberikan penghargaan kepada sejumlah sekolah, guru dan siswa berprestasi.

Penghargaan tersebut selain untuk guru dan siswa berprestasi, juga bagi sekolah yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Juga penyerahan beasiswa dari Jamsostek.

Penghargaan guru berprestasi diberikan kepada guru SMPN 25, Mulyani. Sedangkan sekolah penerima penghargaan ISO 9001:2008 ada sekitar 12 sekolah di antaranya SMK Muhammadiyah 3, SMK Pancasila, SMK Murni 1, dan SMK Batik 2 Solo.

Jokowi berharap, penghargaan tersebut mampu menjadi pemicu semangat sekolah maupun guru dalam meningkatkan kualitasnya.

Dimulai Tahun Ini

Di Jakarta, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengungkapkan bahwa tahun ajaran baru ini mulai memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum siswa, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai siswa sekolah menengah atas (SMA). Pendidikan karakter ini tak ada kaitannya dengan peristiwa Negara Islam Indonesia (NII) yang sekarang sedang heboh.

”Mulai tahun ajaran depan pendidikan berbasis karakter mulai diterapkan di masing-masing level pendidikan mulai PAUD sampai SMA,” ujar Mendiknas M Nuh, seusai upacara Hardiknas bertema Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa di lingkungan Kemendiknas, Jakarta.

Pendidikan berbasis karakter, jelas Nuh, dilakukan agar para siswa mempunyai rasa memiliki terhadap bangsa. Harapannya setelah mempunyai rasa memiliki, akan timbul rasa bangga dan cinta terhadap Tanah Air.

Sumber: Joglosemar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar