Senin, 09 Mei 2011

Ajari Anak dengan Pendidikan Keteladanan

Semoga di saat anda membaca tulisan saya ini, anda semua dalam keadaan sehat wal’afiat. Semoga pula kesuksesan hidup dalam aktivitas sehari-hari senantiasa mengiringi hidup anda.

Saya pun berharap wajah-wajah keceriaan mengiringi hari-hari indah anda bersama keluarga. Keluarga sakinah mawaddah warahmah. Keluarga yang di dalamnya ada figur keteladanan dari ayah dan ibu. Mampu memimpin keluarga kecil bahagia sejahtera dengan penuh kasih sayang, karena didalamnya telah ditanamkan pendidikan keteladanan.
Pendidikan keteladanan di mulai dari keluarga dan diajarkan pula di sekolah. Anak sudah harus diarahkan untuk mengikuti hal-hal baik yang dilakukan oleh para orang dewasa agar mereka mendapatkan contoh konkrit dari apa yang dilihatnya.

Seorang anak adalah mesin foto copy yang canggih, apapun yang diperbuat oleh bapak dan ibunya maupun lingkungan keluarga akan dicontoh oleh si anak,. Tinggal sekarang kemana si anak akan diarahkan? Oleh karena itu bijaklah dalam berbicara maupun bertindak. Ingatlah dalam keluarga ada yang sedang menjiplak anda.

Pendidikan anak diawali dari rumah. Oleh karenanya semakin besar anak, sebagai orang tua harus semakin berhati-hati bertingkah laku dan berkata-kata, takut anak meniru yang buruk. Anak-anak adalah peniru yang baik.

Pendidikan keteladanan sebenarnya ada dalam rumah-rumah kita. Dia bersemayam dalam hati kita masing-masing, karena pada hakekatnya keteladanan muncul dari dalam diri.

Hal itu terlihat dari bagaimana seorang ayah yang melindungi anak-anaknya dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa. Bagaimana seorang ibu yang menyayangi anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan belaian lembut seorang ibu. Semua itu mereka lakukan demi keberlangsungan hidup anak-anaknya.

Ketika ayah dan ibu tak lagi menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ketika seorang kakak tak memberikan teladan kepada adiknya, dan ketika yang tua tak memberikan teladan kepada yang muda. Apa yang terjadi?

Kita tentu akan melihat bahwa budi pekerti telah hilang dari dalam diri.

Mereka yang muda tentu akan mengikuti gaya orang tuanya. Bila orang tuanya baik, maka anak pun akan cenderung baik. Ketika orang tuanya jahat, maka anak pun akan berkecenderungan jahat pula. Lingkungan sangat membentuk kepribadian anak.

Pendidikan keteladanan harus dimulai dari keluarga. Para orang tua harus dapat memberikan keteladanan kepada anak-anaknya.

Ketika orang tua mengajak anaknya untuk beribadah, maka orang tuanya itu harus memberikan keteladanan lebih dulu. Jangan sekali-kali mengajak anak untuk beribadah, ketika orang tua tak melakukannya. Sebab bila itu terjadi anak akan protes dan cenderuang memaki dan mengumpat.

Bisa saja keluar kalimat, “ayah saja tidak sholat, dan ibu saja tidak mengaji”.


Pada akhirnya anak melihat kelakuan buruk orang tuanya. Anak akan cepat meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Keteladanan positif pun tak terjadi.

Menjadi orang tua ideal perlu ilmu. Menjadi guru ideal juga perlu ilmu. Jika orang tua dan guru mengamalkan ilmunya dengan benar, saya yakin keteladanan bisa diberikan pada anak.

Sayangnya, banyak suami istri tidak mencari ilmu mendidik anak karena sibuk dengan urusan pemenuhan kebutuhan keluarga. Mereka mengandalkan guru di sekolah untuk mendidik anaknya. Namun, ternyata guru telanjur dipusingkan dengan urusan administrasi sekolah dan urusan keluarga. Mereka hanya sempat mentransfer materi pelajaran tapi lupa menanamkan keteladanan. Kalau sudah begitu, semoga kita tidak termasuk golongan orang yang merugi.

Pendidikan keteladanan harus dipupuk dari anak masih usia dini. Tentu memori otaknya akan menyimpan semua hal baik yang dilihatnya. Tetapi bila kita sebagai orang tua tak memberikan keteladanan, maka jangan salahkan bila anak kita berkelakukan kurang ajar.

Dalam dunia persekolahan kita, pendidikan keteladanan harus diberikan guru kepada anak didiknya. Menyatu dalam kurikulum yang bernama pendidikan karakter atau watak. Di sinilah fungsi mendidik itu diperlukan. Para peserta didik diajarkan bagaimana mencontoh hal-hal baik yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.

Banyak orang tua lupa bahwa mereka itu guru pertama bagi anaknya. Keluarga itu adalah sekolah pertama anak. Merah, putih, dan hitamnya anak tergantung pada orang tuanya. Sayangnya, urusan mendidik anak dianggap sebagian orang tua hanyalah urusan guru di sekolah.

Saya kira, pendidikan keteladanan akan berjalan dengan baik dalam dunia pendidikan bila kita sebagai orang tua, guru, dan dosen mampu memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Tak perlu ini dan itu dalam memberikan keteladanan, karena keteladanan itu sederhana. Sangat sederhana.

Tetapi kenapa di antara kita sering tak melakukannya???

Salam Blogger Persahabatan

Oleh: Omjay, Wijaya Labs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar