Minggu, 01 Mei 2011

Penerapan Pendidikan Karakter Belum Maksimal

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo tengah melakukan pemantapan terhadap program pendidikan berkarakter yang mulai dirintis sejak 2010 lalu. Pemantapan tersebut khususnya ditekankan pada tiga sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project, yaitu SDN Manahan, SMPN 17 dan SMAN 8.

Ini dilakukan karena saat ini pendidikan karakter dinilai belum diterapkan secara maksimal dalam perbuatan. Sebaliknya, pendidikan karakter hanya dipahami sebatas kekayaan intelektual.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Pemuda Disdikpora Solo, Kelik Isnawan saat ditemui wartawan dalam program pemantapan pendidikan karakter Disdikpora di SMKN 7, Jumat (29/4).

Kelik mengatakan, dalam penerapan pendidikan berkarakter di sekolah perlu adanya pemahaman kepada seluruh komponen di sekolah, seperti kepala sekolah, guru dan karyawan untuk membangun komitmen bersama.

“Ini tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dari semua komponen sekolah termasuk siswa,” kata Kelik.

Ia juga memaparkan dalam pidatonya, ada empat indikator yang menyatakan bahwa pendidikan berkarakter tersebut telah berhasil. Di antaranya adalah memiliki komitmen dan suka melakukan kebajikan.

Setelah melakukan kebajikan maka seseorang merasa puas dan kemudian menumbuhkan rasa ketagihan, yaitu ingin melakukan kebajikan kembali serta menolak perilaku yang tidak berkebajikan.

Tindakan Nyata


Dikatakan Kelik, tentang hasil yang diharapkan dari program ini adalah siswa menjadi cerdas emosinya, menekan kegagalan anak di sekolah, meningkatkan motivasi anak untuk meraih prestasi akademik, menurunkan perilaku negatif anak dan cinta bangsa serta negara dan Tanah Air.

Oleh karena itu, sangat diperlukan tindakan nyata guna mewujudkan nilai-nilai utama pendidikan nasionalisme dan karakter yang di antaranya adalah jujur, toleransi, disiplin, kerja keras dan mandiri.

Kepala Disdikpora Solo, Rakhmat Sutomo berharap, agar pendidikan berkarakter berjalan dengan baik dan harus dilaksanakan secara intensif.

Sumber: Joglosemar


Pendidikan karakter tak sekadar pemahaman


Seorang guru dan karyawan di suatu sekolah dituntut lebih berkomitmen dalam pendidikan karakter di sekolahnya.

Tak sekadar memberikan pemahaman, tapi juga mengajak siswa mencintai perilaku kebajikan dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pemuda, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Kelik Isnawan, saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan sosialisasi kebijakan pendidikan karakter di aula SMKN 7 Solo, Jumat (29/4).

Kelik mengatakan pendidikan karakter tak sekadar pemahaman atau sebatas wacana intelektualitas. Tapi harus dilanjutkan dengan upaya menumbuhkan rasa mencintai perilaku yang berkebajikan dan setiap hari ada upaya untuk menjadikan nilai-nilai kehidupan sebagai pembiasaan.

“Hal itu bisa terwujud ketika guru dan karyawan bisa menjadi teladan dan motivator,” jelasnya.

Sumber: Solopos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar