Apabila kita membangun sebuah bangunan katakanlah rumah, yang diperhatikan pertama-tama adalah fondasinya. Apabila fondasinya kuat dan bagus maka akan sangat berpengaruh sekali terhadap kualitas rumah tadi. Begitu juga sebaliknya apabila fondasinya kurang bahkan tidak kuat bisa kita tebak bagaimana jadinya? Dalam perjalanan dunia pendidikan pun demikian, walaupun benda mati dapat dijadikan iktibar atau gambaran dalam pendidikan. Pendidikan dapat berjalan dengan bagus apabila ditegakkan dengan beberapa landasan:
1. Pendidikan tunduk pada kaidah-kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak
Dalam mendidik anak perlu diperhatikan taraf-taraf perkembangan, bakat-bakat serta kecenderungannya. Suatu pendidikan tak kan bisa berhasil tanpa memperhatikan proses perkembangan tersebut, bahkan malah mungkin akan membawa mudharat.
Para ahli pendidikan telah mengungkapkan fase-fase perkembangan anak. Pada fase permulaan, yaitu sejak bayi lahir sampai kurang lebih enam tahun. Dalam fase ini perilaku anak senantiasa didasarkan pada enak dan tidak enak. Bila suatu pengalaman dirasakan enak, maka akan diulanginya, tetapi apabila dirasakan tidak enak, ia akan menghindarinya. Oleh karena itu, anak yang berusia di bawah enam tahun selalu ingin tahu segala sesuatu dengan jalan meraba atau memasukkannya ke dalam mulut dll.
Pada masa selanjutnya, tingkah laku anak ditentukan dari segi manfaat. Apabila manfaat baginya, maka akan ia kerjakan, tetapi kalau tidak bermanfaat akan ia tinggalkan. Fase seperti ini akan berlangsung sampai berusia sembilan tahun.
Sedang pada fase berikutnya seorang anak akan mulai membangun perilaku atas dasar nilai. Seorang anak dalam fase ini mulai dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk (tidak baik). Dalam masa ini yang perlu diperhatikan dan dipertmbangkan adalah pendidikannya.
Ada beberapa tahap perkembangan anak yaitu pertama masa khayal dan kedua masa pemilihan-pemilihan yang sebenarnya. Dalam kondisi tahap-tahap ini peran dari orang tua sangat dibutuhkan. Orang tua perlu sekali memberikan pengarahan dan petunjuk yang bagus dan bisa dipahami, serta dimengerti oleh anak dan juga memperhitungkan akan perasaan anak.
2. Adanya perbedaan-perbedaan antara individu
Setiap anak mempunyai sifat serta kemauan yang berbeda-beda baik itu laki-laki maupun perempuan atau sesame jenis kelamin itu sendiri. Oleh sebab itu, para pendidik perlu memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut serta memanfaatkan perbedaan tersebut sebagai dasr dalam melaksanakan pendidikan serta menggunakan metode yang tepat dengan menyesuaikan antara kemampuan akan pikiran dengan bakat atau kecenderungan-kecenderungan, hobi, cita-cita dan tak lupa memperhitungkan perasaan anak tersebut..
3. Manusia terdiri dari faktor biologis dan psikologis
Faktor biologis dan psikologis mempunyai hubungan yang sangat erat. Bila secara biologis kurang siap untuk menerima pendidikan, maka pemikirannya juga akan terganggu dan tidak dapat menerima pendidikan dengan baik. Begitu juga sebaliknya apabila secara psikologis kurabng sehat, akan berpengaruh juga terhadap kesehatan fisik (badan). Oleh karena itu, keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama baik kondisi psikologis ataupun biologis.
4. Tabiat manusia bukanlah semata-mata baik atau buruk saja
Pada hakekatnya, tabiat manusia itu bukanlah semata-mata baik atau buruk saja, tetapi potensi keduanya itu semua ada, sebagaimana Firman Allah SWT “Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan) (QS Al Balad : 10). “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan pada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan (QS Asy Syams : 7-8).
Rasulullah SAW bersabda “Tak ada seorang bayi yang dilahirkan kecuali menurut fitrahnya, maka ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, nasrani atau Majusi” Hadits ini menunjukkan pada kita bahwa seorang anka yang baru lahir berarti belum terpengaruh oleh ajaran apapun. Maka orang tuanyalah yang akan membentuknya apakah nantinya menjadi baik atau tidak baik.
Allah SWT berfirman “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan dirinya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS Asy-Syams : 9-10). Dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa baik atau buruknya sifat seseorang itu tergantung pada pendidikannya. Apabila pendidikannya baik, maka akan lahir manusia yang baik. Akan tetapi apabila pendidikannya jelek akan melahirkan manusia-manusia yan jelek pula.
5. Manusia itu dapat menerima atau menolak
Tingkat pemahaman seseorang itu berbeda sehingga ada orang yang dapat menerima dengan mudah dan ada yang mengalami kesulitan dalam menerimanya. Tiap-tiap anak mempunyai tingkat perkembangan yang berbeda sesuai dengan perkembangan usianya. Oleh sebab itu, perhatian, penghargaan, pujian dan memperhitungkan perasaan anak sangat dibutuhkan guna dapat mentransfer ilmu-ilmu terhadap anak dengan bahasa dan irama yang sesuai dengan dunia anak.
6. Metode pengajaran berbeda sesuai dengan perkembangan anak
Meteode pengajaran tidak dapat disamaratakan semuanya. Sebagai pendidik harus jeli dan teliti dalam mendidik anak. Metode pengajaran anak kecil berbeda dengan metode pengajaran bagi ank-anak yang sudah dewasa. Untuk mendidik anak kecil, pendidik harus masuk dalam dunia anak kecil, pada anak kecil masih banyak menggunakan perasaan, sedangkan pada anak yang sudah dewasa lebih cenderung dan lebih banyak menggunakan rasio. Sesustu dapat diterima apabila dinalar dan bisa dipahami.
7. Pendidikan kemasyarakatan terjadi dalam lingkungan proses pendidikan
Selain terjadi dalam lingkungan proses pendidikan, juga terjadi di dalam lingkungan rumah tangga dan juga terjadi di dalam masyarakat dan lingkungan. Oleh sebab itu, untuk mendidik anak agar menjadi baik, berperilaku baik, berpikiran baik, berpola baik, antara hati dan pikiran baik, maka perlu sekali dicarikan atau ditempatkan pada lingkungan pergaulan yang baik. Apabila kita menghendaki anak yang saleh dan salihah yang berakhlak mulia, maka sangat perlu sekali diperhatikan juga dalam berteman. Sebab sifat-sifat dan tingkah laku teman-teman itu lama kelamaan dengan tak terasa di contohnya. Sebagai orang tua/pendidik harus bertanggung jawab dalam menciptakan atau membuat suasana yang baik bagi anak-anaknya.
8. Pendidikan dapat mewujudkan kebutuhan pendidikan yang baik, mencakup perkembangan fisik, pemikiran, kepribadian, prilaku, sopan santun dls.
Dalam hal ini berarti dalam mendidik anak tidak hanya menitikberatkan pada salah satu sisi/sudut saja. Akan tetapi harus memperhatikan dan menumbuhkembangkan aspek-aspek lainnya secara menyeluruh sehingga nantinya dapat benar-benar berkembang secara utuh.
Dengan demikian diharapkan dari tulisan ini dapat mengisi keterpurukan pendidikan untuk kembali menggali dan menanamkan dasar-dasar pendidikan/ landasan dalam mendidik anak untuk bangkit dan kembali memperbaiki agar lebih baik agar citra bangsa ini membaik, tidak menjadi bangsa yang kasar, brutal, korup, biadab, menghalalkan segala cara, menginjak-injak hati nurani, menari-nari dan meraih sokses diatas penderitaan orang lain. Kembalil ke jalan yang lurus dan diridhai Allah SWT. Amin (dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar