Selasa, 12 April 2011

Kami Butuh Pendidik bukan Pengajar

Sungguh indah jika hidup ini penuh dengan ilmu. Kita bisa mengetahui mana saja yang baik dan mana saja yang tidak baik. Belajar dan terus belajar, merupakan cara untuk kita bisa pintar. duduk di bangku, dan menerima segala bentuk macam pelajaran. Di antara sekian banyak pelajaran yang diberikan pasti ada saja pelajaran yang tidak kita sukai.

Berbicara tentang pelajaran yang tidak disukai, bearti kita telah berbicara tentang bakat. Bakat orang berbeda-beda, dan tidak bisa dipaksakan untuk menjadi sama. Biasanya muncul pelajaran yang tidak disukai ini pada masa-masa SMA. karna pada masa ini seorang sudah ketika seorang harus bergulat dengan pelajaran yang tidak disukanya, pastilah ia akan melakukan suatu tindakan berontak. Dan yang terlihat oleh guru bukan tindakan berontak, melainkan kenakalan dari murid itu. Ketika sudah begini pasti yang menjadi kambing hitam adalah murid ini sendiri. Seolah-olah ia hanya akan menjadi sutu masalah untuk sekolah tersebut. Dan ujung-ujung nya ia akan dikeluarkan dari sekolah. Hanya karena seseorang yidak bisa pintar pada semua bidang. Ia harus dicap sebagai murid bandel.

Kepintaran orang berbeda-beda. Mengapa kepintaran itu tidak dimanfaatkan, mengapa seorang yang pintar di suatu bidang harus menerima pelajaran yang sangat jauh berbeda dari bakatnya. Jika sudah begini, apakah masih murid yang salah.? Seolah seorang murid ini malas dan tidak patut naik kelas. Jika hanya patokan kepintaran seseorang hanya melalui Ilmu eksak, dan juga kepintaran seseorang hanya diukur dengan seluruh mata pelajaran disekolah.?? Maka pasti ia akan akan terlihat benar-benar bodoh. Karena diluar sana untuk kita hidup, tidaklah hanya ilmu eksak dan ilmu pengetahuan disekolah saja yang perlu. Berbagai kepintaran juga sangat perlu. Seperti bakat olahraga contohnya.

Pada dasarnya Pendidikan adalah mendidik mereka para anak muda generasi bangsa, dan membimbing mereka yang sudah mampu atau sudah pintar. Dan mengajar mereka yang belum tau sama sekali untuk apa dia sekolah. Dan bagaimana cara menyadarkannya untuk menjadi dirinya sendiri. Namun sekarang, hal yang berbeda yang terjadi, para murid yang kurang bimbingan atau bandel, malah dikeluarkan dari sekolah. Jika disekolah aja ia bandel, apalagi jika ia telah dikeluarkan dan berkeliaran bebas diluar. Dengan begitu ia pasti akan menjadi seorang generasi perusak bangsa.

Mungkin jika sudah begini. Patut kita pertanyakan. Apa hakikat pendidikan dan apa sesungguhnya fungsi sekolah sebenarnya. Apakah sekolah hanya menjadi ajang untuk menggaji para guru-guru. Tanpa mereka berusaha mendidik, tapi hanya dengan memaksakan masuk pelajaran dan berbagai pengtahuan ke otak kami. Kami butuh pendidik, bukan pengajar.

Sebagai generasi bangsa, perubahanlah yang tetentunya kita inginkan. Asah bakat mereka tidak dengan hanya mata pelajaran yang dikurikulumkan, dan jika hanya sekolah menjadi tempat bagi mereka yang pintar dan baik perbuatanya. Maka harus juga sekolah tersebut mendidik para generasi bangsa yang bandel-bandel, bukan malah mengeluarkan mereka dari sekolah.


Sumber: Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar