REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Sebanyak 95 siswa SMP/MTs dan SMA/MA mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Kedua (OPSI) 2010. Kegiatan olimpiade itu dimaksudkan untuk menggairahkan budaya meneliti di kalangan pelajar.''Olimpiade ini untuk membangun budaya penasaran intelektual, belum masuk pada sasaran profit (keuntungan),'' ujar Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, usai membuka OPSI 2010 di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Rabu (6/10).
Melalui kegiatan OPSI itu, kata Mendiknas, para siswa akan dilatih membuat proposal penelitian yang baik dan benar sejak di bangku sekolah. Nantinya budaya kebiasaan meneliti itu diharapkan dapat terus berkembang ketika mereka ke perguruan tinggi. ''Dengan meneliti, membantu pelajar berfikir secara kritis untuk memecahkan suatu permasalahan,'' jelasnya.
Pasalnya, imbuh Mendiknas, di Indonesia banyak pelajar yang pintar namun belum mampu pada tataran kritis pada suatu permasalahan. Baik itu menyangkut sosial maupun sains. Karena, pelajar yang kritis akan mencari tahu solusi dari permasalahan yang ada dan berfikir kreatif sesuai bidang pendidikannya.
Pada penyelenggaraan OPSI tahun ini, hasil penelitian yang dibuat pelajar SMP dan SMA meliputi tiga bidang, yakni ilmu sains dasar, sains terapan, ilmu pengetahuan sosial, dan humaniora. Bidang sains dasar meliputi matematika, fisika, kimia, dan biologi. Bidang sains terapan meliputi ekologi, mesin dan elektronika, informatika, kesehatan, dan pertanian.
Bdang ilmu sosial meliputi sosioliogi, antropologi, psikologi, ekonomi, dan manajemen. Sementara bidang humaniora meliputi sejarah, bahasa dan kesusastraan, pendidikan, dan budaya.
''Lima belas tahun lagi kami harapkan para pelajar ini dapat menjadi peneliti profesional,'' kata Mendiknas.
Kepala Sub Direktorat Kesiswaan Kemdiknas, Mukhlis Catio mengatakan, kegiatan OPSI adalah kegiatan berskala nasional yang penting. Karena, orientasi OPSI ke depan adalah untuk olimpiade penelitian tingkat internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar