Minggu, 24 Oktober 2010

Hakikat Perkembangan Peserta Didik

1. Perkembangan dan Pertumbuhan

Perkembangan adalah serangkaian perubahan individu yang berlangsung secara teratur/terarah dan bersifat tetap,perubahan dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Perkembangan menunjukan hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang akan mengikutinya.Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru.

Pertumbuhan adalah perubahan-perubahan individu yang bersifat kuantitatif(peningkatan dalam ukuran dan struktur), perubahan melaju sampai pada suatu titik optimum kemudian menurun menuju pada keruntuhan.

2. Anak Sebagai suatu Totalitas

Anak sebagai suatu organisme atau individu yang merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi dari keseluruhan organ fisik dan aspek psikis yang terdapat dalam diri anak. Anak dipandang sebagai organisme yang utuh yaitu sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang tidak dapat dipisahkan yang terdapat dalam diri anak. Anak dipandang sebagai suatu totalitas atau kesatuan artinya bahwa dalam diri anak saling terjalin keterikatan antara keseluruhan aspek. Misalnya,ingatan anak tidak berkembang dan maju sendiri tanpa hubungan dan sangkut paut dengan pengamatan dan perhatian.

3. Perkembangan sebagai Proses Holistik

Perkembangan sebagai proses holistik artinya perkembangan itu terjadi tidak hanya aspek tertentu saja tetapi melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama lain. Perkembangan individu dapat dikelompokan kedalam tiga domain yaitu:

a. Proses Biologis

Mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, struktur tulang dan sebagainya.

b. Proses Kognitif

Melibatkan perubahan dalam kemampuan dan pola berfikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.

c. Proses Psikososial

Melibatkan perubahan dalam aspek perasaan, emosi, dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan dengan orang lain.

Proses-proses biologis, kognitif, dan psikososial saling mempengaruhi. Misalnya, anak yang mengalami kelainan dalam organ suara dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan juga dapat mengalami keterlambatan perkembangan psikososial.

4. Pengalaman dan Kematangan

Faktor perkembangan dan pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, kematang juga masa peka seseorang.

Pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Kematangan adalah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya. Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawannya serta mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Meskipun demikian kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan merupakan sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu, misalnya Anak berusia lima tahun belum matang untuk diberikan masalah abstrak atau perhitungan.

Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri keluar dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka datang hanya sekali selama hidup seseorang.

5. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan

Kontinuitas (kesinambungan) dalam perkembangan menjelaskan bahwa perkembangan itu merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Sebagai contoh anak mulai bisa mengucapkan satu suku kata, kemudian satu kata, dua kata, lalu berkembang menjadi banyak kata.

Diskontinuitas dalan perkembangan merupakan proses perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Perkembangan individu diangap berlangsung melalui terjadinya perubahan-perubahan perilaku yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya.

6. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak

Perkembangan bilogis atau fisik manusia berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi manusia. Proses evolusi biologis merupakan proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama. Secara fisik, anak usia SD memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa sebelumnya. Aktifitas-aktifitas anak SD termasuk aktivitas belajar dan aktifitas mental lainnya akan berpengaruh dalam kondisi fisiknya. Pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.

a. Tinggi dan berat badan

Pertumbuhan fisik anak sekolah dasar lebih lambat dibanding pada masa usia dana atau remaja tetapi relatif konsisten. Penambahan berat badan dan tinggi badan diperkirakan sekitar 2,5 - 3,5 kg dan 5 - 7 cm pertahun.

b. Proporsi dan bentuk tubuh

Pada anak sekolah dasar kelas rendah masih memiliki proporsi tubuh kurang seimbang. Kemudian keseimbangan tercapai sedikit demi sedikit ketika anak berada pada kelas lima atau enam. Kondisi proporsi bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak psikologi tertentu terhadap anak. Contohnya, seseorang anak yang memiliki proporsi tubuh kurang seimbang atau anak mempunyai kelainan akan menumbuhkan sikap negatif berupa ketidakpuasan atau ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

c. Otak

Pertumbuhan otak jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang lain. Penambahan ukuran otak disebabkan karena adanya penambahan jumlah dan ukuran dari ujung-ujung syaraf yang terdapat dalam dan diantara wilayah otak.

d. Keterampilan motorik

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak - anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan - ketrampilan motorik, anak - anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak - anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.

e. Perkembangan Perseptual

Peseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpretasikan informasi sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indera. Perseptual merupakan suatu keterampilan yang dipelajari, maka proses pengajaran dapat memberikan dampak langsung terhadap kecakapan perseptual.

Aktivitas perceptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan samapai kepada individu melalui alat - alat indra yang kemudian diteruskan melalui saraf sensorik ke bagian otak kiri. Informasi tentang objek penglihatan diterima melalui indra mata, informasi tentang objek pendengaran diterima melalui indra telinga, objek sentuhan melalui kulit, objek penciuman melalui hidung. Tanpa penglihatan, pendengaran, penciuman, dan indar-indra lainnya, otak manusia akan terasing dari dunia yang ada disekitarnya.

Ada tiga proses aktivitas perceptual yang perlu dipahami, yaitu : sensasi, persepsi, dan atensi. Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Sensasi berlangsung disaat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi. Misalnya, sensasi pendengarn terjadi saat ada gelombang udara yang bergetar diterima oleh telinga bagian luar dan diteruskan ke bagian saraf pendengaran. Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensi. Missal, orang menjadi tahu kalau suara yang didengarnya adalah suara musik, suara mobilitas , suara binatang dll. Atensi mengacu kepada selektifitas persepsi. Dengan atansi, kesadaran seseorang biasa hanya tertuju pada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek - objek lain.

7. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak

Kita tidak akan menentukan mana yang lebih dominan antara faktor hereditas maupun faktor lingkungan tetapi bagaimana kedua faktor tersebut berperan dalam perkembangan anak. Faktor hereditas bersifat alamiah (nature) dan merupakan sesuatu yang diwariskan dari orang tua atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.

Faktor lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman-pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.

8. Penerapan Faktor Perkembangan dalam Pembelajaran

Anak Sekolah Dasar sudah lebih mampu mengontrol tubuhnya daripada anak usia sebelumnya. Tetapi, kondisi fisik mereka masih jauh dari matang dan masih terus berkembang. Fisik mereka masih memerlukan banyak gerak, baik untuk peningkatandan pengayaan ketrampilan-ketrampilan motoriknya maupun pemenuhan kebutuhan gerak dan kesenangan mereka. Oleh karena itu, perlu pembelajaran sesuai karakteristik kebutuhan fisik dengan cara memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk memfungsikan unsur-unsur fisik atau aspek perseptualnya. Cara pembelajaran :

a. Programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan perbedaan individual anak,
b. Tidak dilakukan secara monoton dan verbalistik, tetapi disajikan secara variatif melalui banyak aktivitas seperti eksperimen, praktek, observasi langsung, permainan, dan sejenisnya,
c. Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar.


Sumber: Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar