Senin, 25 Oktober 2010

Berperan Mengenal Potensi Anak

SOLO. Siswa bermasalah harus ditangani dan diperhatikan dengan serius. Peran guru Bimbingan Konseling (BK) adalah membantu anak bermasalah untuk mengenal potensi dan membimbingnya dengan ramah. Penegasan tersebut disampaikan motivator spiritual Seno Hadi Sumitro yang sering dipanggil Ki Seno, Sabtu (23/10).

Ia mengatakan tidak ada anak yang dilahirkan dengan bermasalah. Namun hal semacam ini harus ditangani dan diperhatikan dengan serius dalam tumbuh kembang anak. Kata Seno, biasanya anak yang bermasalah akan mencari-cari sesuatu yang dapat membahagiakan dirinya. Karena itu peran guru BK salah satunya adalah bagaimana membantu anak-anak tersebut untuk dapat mencari jati diri mereka. Terkadang anak tidak tahu bagaimana cara untuk sukses dan bagaimana mesti menata kehidupannya. “Hasil riset mengatakan perlu adanya manajemen dalam kehidupan,” ungkap Ki Seno saat ditemui di akhir seminar yang dilaksanakan di Politeknik Indonusa, Sabtu (23/10).

Menurutnya, untuk menuju sukses perlu adanya langkah-langkah universal. “Untuk menuju sukses, antara lain perlu mengenal potensi diri. Dalam hal ini anak sering tidak tahu kelebihan yang ia miliki, karena itu telah membuat mereka rendah diri yang pada akhirnya menjadi tidak percaya diri,” terang Ki Seno.

Namun tidak hanya itu, setiap guru BK harus mengetahui masa lalu anak untuk dapat melihat kelebihan dan kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan anak, dapat diungkap kembali agar dapat berprestasi. Sementara dengan mengetahui kekurangannya, masalah tersebut dapat diatasi.

Katanya, anak perlu mempunyai tanggung jawab dan memiliki peran serta kewajiban-kewajiban lain yang harus mereka miliki dalam lingkungannya. Dalam hal ini dimulai dari peran kecilnya terhadap teman dan tetangga sekitarnya dan juga peran yang lebih besar di sekolah agar dia merasa eksis dan bermanfaat bagi lingkungan.

Impian Besar

Satu kegagalan bukan berarti kegagalan untuk semuanya. Karena itu perlu adanya sukses seutuhnya. “Setiap anak harus memiliki impian besar dan mereka harus berpikir bahwa impian tersebut dapat dan harus dicapai agar bersemangat untuk mewujudkannya,” terang Ki Seno.

Karena itu dalam penanganannya, harus fokus. “Impian tidak dapat sekaligus tetapi harus difokuskan sesuai dengan potensi anak. Misalkan, jika anak berpotensi dalam dunia musik, jangan dikejar-kejar untuk jadi juara kelas tetapi arahkan sesuai potensinya,” paparnya di hadapan sekitar 44 guru BK yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) se-Kabupaten Boyolali, Sabtu (23/10).

Penanganannya, ubah pola pikir maka akan berubah hidupnya dan berikan sejak dini dengan fokus terhadap impian dan potensi anak. Setelah fokus maka impian-impian anak tersebut dapat diuraikan. Selain itu, lanjutnya, buat kesan yang berbeda terhadap guru BK. Yang dipanggil adalah anak-anak hebat yang sukses dan guru BK jangan menjadi yang paling benar tetapi menangani anak dengan ramah dan bersahabat.


Sumber: Harian Joglosemar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar