Senin, 05 Juli 2010

Efek Samping Dunia Cyber

Beredarnya video mesum mirip artis Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari sontak membuat masyarakat terkejut. Hingga kini kedua video mesum itu menjadi isu sentral media. Permasalahan yang muncul tidak hanya sebatas itu, namun ada banyak persoalan lain.

Kecanggihan teknologi komunikasi membuat video-video porno dapat dengan mudah diperoleh atau diakses. Dalam hitungan detik video mesum dengan cepat tersebar lalu jatuh kepada tangan khalayak. Jumlah pengakses video mirip Ariel semakin hari semakin meningkat bahkan sejumlah data mengatakan ribuan orang yang mengakses video mesum mirip Ariel. Apabila kesulitan untuk memperoleh video mirip Ariel melalui internet, khalayak pun dapat memperoleh dengan melalui handphone dengan fasilitas bluetooth. Sehingga dalam hitungan detik video mesum ini jatuh ke setiap orang. Apakah itu salah satu manfaat dari perkembangan teknologi?

Ironis memang, di tengah kemajuan teknologi komunikasi banyak muncul problem sosial. Muncul pertanyaan sebenarnya apakah kita sudah siap untuk memasuki dunia cyber, mengingat banyaknya persoalan yang kemudian terjadi setelah memasuki dunia cyber. Apakah bisa dikatakan bahwa bangsa ini telah kehilangan identitas (menurunnya moralitas bangsa)? Persoalannya tidak itu saja, dalam hal ini pun pemerintah masih kebingungan untuk membuat Undang-undang Informasi Teknologi (UU ITE). Peraturan ini tidak hanya dibuat begitu saja, namun harus pula didukung oleh perangkat teknologi yang bisa membantu menguatkan UU ITE.

Sejumlah data menunjukkan Indonesia merupakan salah satu negara pengakses video porno yang cukup tinggi. Produksi video porno amatiran dengan menggunakan HP juga disandang Indonesia, hacker juga banyak berasal dari Republik ini. Kejahatan yang dilakukan dalam dunia cyber (cybercrime) Indonesia memiliki prestasi yang luar biasa. Sebenarnya sebelum memasuki dunia cyber apakah kita mengetahui tujuan, fungsi serta manfaat dari kemajuan teknologi komunikasi? Boleh jadi kita tidak banyak mengetahui akan hal tersebut.

Mempermudah Manusia

Dilema mengenai dunia cyber di Tanah Air mengingatkan kita akan pemikiran McLuhan (pemikir ilmu komunikasi asal Kanada) mengenai Desa Global (global village). McLuhan mengamini proses transformasi teknologi, dengan asumsi dasar bahwa teknologi terlahir ditujukan untuk mempermudah manusia dalam melakukan aktivitas tanpa ada batas ruang dan waktu. Akan tetapi kita juga harus kembali mempertanyakan problem sebelumnya, adakah dunia cyber telah berhasil mewujudkan apa yang oleh McLuhan disebut sebagai “Kampung Global”? Pendapat McLuhan dalam meyakini bahwa perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan manusia hidup dalam dunia yang disebutnya desa global. Sebuah dunia yang tidak lebih besar dari layar kaca atau sebuah disket dengan kemampuan perangkat keras dan perangkat lunaknya yang begitu “hebat” mengalkulasi, mereproduksi dan me-relay segala bentuk informasi (McLuhan dalam Astar Hadi, 2005). Video Ariel dapat diakses seluruh manusia di dunia, inilah yang dikatakan bahwa kita berada dalam layar kaca.

McLuhan memandang optimis perkembangan teknologi komunikasi dengan bayangan munculnya ini untuk mempermudah manusia dalam menjelajahi dunia tanpa batasan ruang dan waktu. Tentunya yang ada saat ini adalah rasa pesimis kita untuk memasuki dunia cyber karena banyak muncul problem sosial yang justru terjadi ketika kita akan masuk dalam dunia cyber. Kasus video Ariel merupakan bagian terkecil dari problem sosial yang sedang dihadapi dalam dunia cyber.

Masih ada persoalan sosial lain, misalkan game online yang banyak dimainkan oleh anak-anak. Anak-anak bahkan bisa seharian untuk memainkan permainan itu. Dan ini berimplikasi terhadap menurunnya prestasi dalam pendidikan karena tidak mampu lagi berpikir produktif untuk dunia pendidikan. Kamera HP yang banyak digunakan untuk memproduksi video-video semacam Ariel, dan tersebar melalui internet merupakan problem kita dalam menerima kacanggihan teknologi komunikasi.

Belakangan ini, problem sosial muncul sebagai akibat sebuah proses modernisasi yang telah mencapai titik ekstrem, dan pada akhirnya menghasilkan sebuah hipermodernitas kontemporer. Kehidupan sosial telah kehilangan kesatuannya, sehingga ia tidak lebih dari sebuah arus perubahan di mana para pelakunya tidak lagi bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial (Alan Touraine dalam Yasraf Piliang, 2004).

Kasus video Ariel dan video lainnya merupakan proses modernisasi yang mencapai titik di mana logika tidak lagi bermain. Hasrat yang tidak bernilai justru yang lebih berkembang (terlepas tujuan produksi video yang semata untuk konsumsi pribadi). Ruang pribadi tidak ada lagi, video yang diniatkan untuk konsumsi pribadi menjadi konsumsi publik. Data yang menjadi rahasia bisa tersebar dengan cepat. Perkembangan teknologi komunikasi akhirnya mengindikasikan batas-batas sosial telah hilang di dalam dunia cyber. Artinya tidak ada lagi batas antara ruang publik dan juga ruang privat, yang menjadi suatu penanda akan lahirnya dunia ketiga ini yaitu dunia cyber.

Persoalan video porno itu hanyalah bagian terkecil dari problem sosial kita dalam memasuki dunia cyber. Lalu bagaimana semestinya sikap kita menghadapi serbuan teknologi komunikasi yang semakin tidak terbendung itu? Semua kembali pada setiap individu bahwa kita harus memiliki kendali untuk bisa mengkontrol pilihan-pilihan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi. Artinya, kita harus mencoba mengkomunikasikan kepada orang lain yang belum memahami dan mengetahui konsekuensi-konsekuensi dari setiap pilihan dalam memanfaatkan teknologi komunikasi. Dengan melakukan komunikasi semacam itu maka kita telah mampu memberikan kontribusi untuk tidak membiarkan kebudayaan hilang tanpa logika karena melaju tanpa kendali.

Dengan mampu bersikap demikian, kita akan merasakan kepuasan tersendiri karena paling tidak kita telah mampu memegang kendali atas pilihan dalam memanfaatkan dunia cyber sehingga kemajuan teknologi hanyalah media dari pilihan dan bukan untuk ditentukan oleh media itu sendiri. Jika kita bisa mengambil pilihan untuk memanfaatkan teknologi dengan sebenarnya maka video mirip Ariel merupakan video heboh terakhir di Tanah Air ini. Semoga.


Sumber: Harian Joglosemar Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar