Kamis, 17 Juni 2010

Republika OnLine » Breaking News » Kesehatan Bohong, Kalau Merokok Dapat Menghilangkan Stres!

REPUBLIKA.CO.ID,NEWYORK. Perokok cenderung beralasan tak bisa meninggalkan kebiasaannya itu untuk menenangkan pikiran. Alasan itu mungkin sudah pernah kita dengar dari bibir pecandu rokok. Tepatkah alasan seperti itu?

Hasil penelitian di Inggris justru memperlihatkan hal berbeda. Tingkat ketegangan jiwa (stres) kronis yang diderita seseorang justru bisa menurun sejak dia meninggalkan kebiasaan merokoknya. Dalam penelitian yang melibatkan 469 perokok itu, didapati bahwa perokok yang sudah 'bertobat' setelah masuk rumah sakit karena serangan penyakit jantung dan menjauhi rokok selama setahun, merasa tingkat stres yang dideritanya berkurang.

Sementara, tingkat ketegangan jiwa tidak mengalami perubahan pada pasien jantung yang tetap merokok. Demikian hasil peneliti dari Barts and The London School of Medicine and Dentistry. Penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Addiction juga mendukung teori tersebut. Setidaknya untuk beberapa orang, merokok sebenarnya mengkontribusi penyebab stres kronis.

Hubungan antara pantangan merokok dan penurunan stres diangkat ketika para peneliti memperhitungkan faktor lain seperti usia pasien dan pendidikan, seberapa berat mereka merokok sebelum berhenti, dan seberapa besar skor stres mereka pada saat mulai penelitian. Para peneliti mengatakan, penemuan tersebut mendukung ide bahwa ketergantungan dengan rokok merupakan sumber stres kronis.

Dengan temuan itu, peneliti Peter Hajek kepada Reuters Health mengatakan, berhenti merokok tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik perokok, tetapi kemungkinan baik pula untuk mental mereka. Menurut Hayek, pecandu rokok akan terbebani keinginan untuk tidak berlama-lama meninggalkan rokoknya.


Sumber: Republika Newsroom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar