REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Suharna Surapranata, menegaskan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional belum memberikan kontribusi dalam total faktor produktivitas. Penegasan ini disampaikannya dalam sambutan pelantikan dan pengambilan sumpah pejabat eselon satu di lingkungan Kementrian Ristek di Jakarta, Senin (14/06).
''Kemampuan Ipteknas belum sepenuhnya memberikan kontribusi pada peningkatan daya saing dalam bentuk total factor productivity,'' katanya.
Hal ini dibuktikan dengan posisi Indonesia di peringkat 54 dari 133 negara untuk daya saing di tahun 2009. Peringkat itu dilakukan oleh World Economic Forum (WEF) tahun 2009. Dikatakannya, salah satu elemen untuk menentukan daya saing adalah inovasi, di mana Indonesia menempati posisi ke-40 dari 133 negara.
Terpuruknya daya saing Indonesia disebabkan oleh lemahnya kebijakan pengembangan teknologi untuk menunjang produktivitas. Dari sisi suplai, permasalahan pembangunan iptek bisa dilihat dari sudut kelembagaan, sumber daya, jaringan, sumber daya, relevansi, dan produktivitas litbang, serta pendayagunaan iptek.
''Untuk itu, arah kebijakan Kemeristek adalah menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitasi, dan menciptakan iklim yang kondusif guna terwujudnya Sistem Inovasi Nasional (SINas),'' jelasnya kepada para pejabat eselon satu yang baru dilantik.
Sumber: Republika Newsroom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar