Senin, 07 Juni 2010

6 Kesenjangan yang Bikin Tumbuh Kembang Anak Tak Optimal

Jakarta. Penting bagi orangtua untuk mengetahui apa yang dibutuhkan si kecil dan apa yang harus dilakukan. Tapi terkadang hal ini tidak sejalan seperti yang diinginkan. Setidaknya ada 6 kesenjangan antara apa yang diketahui dan apa yang harus dilakukan dalam proses tumbuh kembang anak.

Jika kesenjangan ini tidak segera diatasi akan membuat tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal. Tantangan yang saat ini harus dihadapi adalah bagaimana menghasilkan anak-anak yang memiliki performa bagus.

"Agar bisa memiliki anak dengan best performance harus memberikan nutrisi dan stimulasi yang baik mulai dari kandungan, neonatal, bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Karena kalau salah satu masa tersebut tidak terpenuhi dengan baik, maka tidak bisa menghasilkan anak yang cerdas dan kreatif,"
ujar Dr Ahmad Suryawan, SpA (K) dalam acara seminar 'Deteksi dini tumbuh kembang anak sebagai upaya dalam membentuk generasi platinum Indonesia' di Lippo Karawaci, Tangerang, Senin (7/6/2010).

Sayangnya banyak anak Indonesia yang tidak dapat tumbuh secara optimal dikarenakan penanganan yang tidak tepat. Nutrisi dan stimulasi yang harus diterima oleh si kecil sangat bergantung dari usianya.

Nutrisi dibutuhkan untuk menunjang kemampuan otak dan daya tahan tubuh, sedangkan stimulasi dibutuhkan sebagai pengalaman dini anak dan juga proses tumbuh kembangnya.

"Melalui kombinasi yang tepat antara nutrisi dan stimulasi sejak dini, maka anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal dan normal yang ditandai dengan kemampuan seimbang antara fisik, mental, emosi, kemampuan berbahasa, kecerdasan dan tingkah laku, sehingga menghasilkan generasi platinum," ujar dokter yang juga Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja FK Unair Surabaya.

Dokter yang akrab disapa Dr Wawan ini menuturkan saat ini ada 6 titik kesenjangan antara apa yang diketahui dan apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan anak yang cerdas dan kreatif, yaitu:

1. Terjadi kesenjangan antara nutrisi yang baik dan stimulasi yang baik, terkadang seorang anak hanya mendapatkan nutrisi atau stimulasi yang baik saja tapi tidak keduanya.
2. Terjadi kesenjangan antara kemampuan otak dan daya tahan tubuhnya, misalnya seorang anak pintar tapi sering sakit-sakitan sehingga tidak bisa tumbuh secara optimal.
3. Terjadi kesenjangan antara pengalaman dini (early experience) anak dan proses tumbuh kembangnya, sehingga mempengaruhi stimulasi yang didapatkan si kecil.
4. Bisakah orangtua mendeteksi secara dini kelainan atau keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
5. Bisakah orangtua mengetahui apakah anaknya sehat
dan normal atau tidak.
6. Mengetahui apakah anaknya memiliki kecerdasan yang majemuk serta keseimbangan antara otak kiri dan kanannya.


Selain faktor nutrisi dan stimulasi, faktor yang tidak kalah penting adalah keterlibatan aktif dari orangtua, guru dan tenaga medis dalam membantu anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Karena pengoptimalan tumbuh kembang anak ini memerlukan proses observasi yang berkelanjutan antara orangtua, guru dan tenaga medis.

"Sebaiknya untuk anak berusia di bawah 2 tahun maka orangtua memeriksakan tumbuh kembangnya setiap 3 bulan sekali, sedangkan untuk anak di atas usia 2 tahun diperiksakan setiap 6 bulan sekali," ungkap dokter berusia 42 tahun itu.


Sumber: health.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar