Minggu, 27 Juni 2010

Generasi Net, Orang Tua Perlu Waspada?

Pagi ini saya membaca tabloid Gatra. Lalu saya tertarik browsing tentang Generasi Net, disingkat Gen N.

Gen N adalah generasi berusia dua puluh tahun kebawah yang banyak menghabiskan waktu menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan tugasnya dan cenderung multitasking (baca : melakukan beberapa kegiatan bersamaan). Gen N banyak menghabiskan waktu dengan gadget - nya dan suka hal - hal yang instan. Mereka lebih mudah dalam mengelola informasi karena tersedia di internet. Pikiran mereka lebih terbuka dibanding generasi pendahulunya, demokratis, kritis dan suka berdebat.

Yang terpikir oleh saya, apakah nanti ketika pulang bekerja orang tua saya sibuk membahas ini? Internet memang memudahkan kehidupan seseorang dalam mengolah informasi namun jika digunakan tidak tepat, misalnya setiap waktu tentu menggangu produktivitas seseorang. Di China, 8o% mahasiswa gagal di bidang akademis akibat kecanduan internet.

Seperti orang tua saya yang selalu ketar - ketir sibuk sendiri jika ada pemberitaan atau ulasan terkai dampak negatif internet. Saya pribadi memang menyadari pola yang berkembang di lingkungan saat ini. Pada jam pelajaran siswq siswi sibuk ber - Facebook ria atau nge - Twit. Jejaring sosial yang benar - benar hit dewasa ini menjadi ajang keeksisan diri dan tingkat narsis seseorang.

Dalam pandangan saya, lebih baik orang tua mengkomunikasikan saja dampak positif negatif internet dibanding khawatir atau berpikir macam - macam. Dalam situs disebutkan beberapa cara yang dapat ditempuh orang tua misalnya melibatkan anak dalam pembicaraan yang bersifat dua arah, saling mendengarkan dan bertanya serta melibatkan anak dalam mengambil suatu kesimpulan pandangan.

Anak tidak akan suka jika hanya diceramahi atau diminta password account - nya. Guru juga perlu lebih proaktif menyuarakan penggunaan internet yang baik dan benar. Sosialisasi haruslah menjadikan anak subjek atau teman sehingga anak lebih nyaman. Sebagian anak yang kecanduan internet umumnya mengakses situs game online dan jejaring sosial. Saat saya datang ke sebuah warnet di dekat rumah sakit, warnet itu dipenuhi anak - anak SD yang sibuk bermain game online.

Celakanya jika anak mengakses situs dalam konten dewasa atau menjadi korban obyek komoditas seksual. Sudah banyak kasus perdagangan perempuan akibat bermula dari pertemanan di situs jejaring sosial. Belum lagi yang menjadi korban penipuan.

Orang tua nampaknya harus lebih waspada dan melek teknologi :-)


Sumber: edukasi.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar