Senin, 11 Mei 2009

Keterbatasan Fisik Tak Jadi Penghalang Ikut Ujian


Solo (Espos). Dengan sabar, salah satu petugas pengawas ujian, Baniyah membacakan setiap pertanyaan dalam Ujian Akhir Sekolah berstandar Nasional (UASBN) kepada salah satu peserta, Noviani Yunitasari.

Dibutuhkan waktu 120 menit bagi Baniyah untuk membantu siswa kelas VI Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) D1 Cabang Kota Solo ini dalam menjawab setiap pertanyaan mata pelajaran Bahasa Indonesia itu.

Baniyah sadar betul, anak didiknya yang satu ini mempunyai keterbelakangan mental dan fisik yang masuk golongan D1. Untuk itu, selama pelaksanaan UASBN, diperlukan penanganan khusus agar mereka tetap dapat mengikuti ujian. Dengan sabar ia membacakan pertanyaan demi pertanyaan secara perlahan-lahan. Akan tetapi, sering kali Novi terlihat malas-malasan dalam menjawab setiap pertanyaan itu. Sesekali Baniyah mengajak Novi untuk bernyanyi. Menurut Baniyah, dengan bernyanyi diharapkan bisa memusatkan kembali konsentrasi Novi untuk menyelesaikan soal yang dibuat khusus dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) itu.

”Diperlukan cara khusus menanganinya, misal untuk menjawab soal, kami masih mengarahkan tangan Novi untuk menuliskan jawabannya dalam lembar jawab yang telah tersedia,” paparnya saat ditemui Espos di tempat ujian, Senin (11/5).

Baniyah menambahkan, kendati Novi memiliki keterbatasan mental dan fisik, Novi masih memiliki motivasi besar untuk belajar bersama teman-temannya. Didukung dengan kasih sayang orangtuanya yang selalu mengantar dan menjemputnya dari sekolah, Novi kian termotivasi untuk belajar. ”Kalau tidak sekolah, Novi biasa menangis di rumah. Tetapi di sini (YPAC-red), Novi bisa belajar dan bersosialisasi bersama teman-teman senasib,” tutur Baniyah.

Enam Siswa

Sementara itu, Kepala SDLB YPAC Cabang Solo, Mugiyono mengatakan pada tahun ini, jumlah peserta UASBN di sekolah yang ia tangani mencapai enam siswa. Menurutnya, keenam siswa itu terdiri atas lima siswa cacat fisik (D) dan satu siswa cacat fisik dan mental (D1). Bagi siswa golongan D, lanjut Mugiyono, jenis soal yang dikerjakan sama dengan soal reguler yang diterbitkan dari pusat. Akan tetapi, khusus siswa golongan D1 soalnya didatangkan dari Provinsi Jateng.

Mugiyono menambahkan, meskipun belajar dalam keterbatasan, prestasi siswa YPAC Solo bisa dibanggakan. Menurutnya, pada tanggal 5 Mei lalu, YPAC Solo berhasil mendapat juara 1 dalam Lomba Sains untuk pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diadakan di Karanganyar. ”Setelah juara tingkat Soloraya, kami berharap bisa melanjutkan prestasi hingga ke tingkat provinsi pada bulan depan,” tandasnya.


Sumber: www.solopos.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar