Senin, 03 Mei 2010

Banyak Siswa Bunuh Diri, UN Jalan Terus

Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyatakan, nilai kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA/MA 2010 mengalami kenaikan dari 7,25 pada tahun 2009 menjadi 7,29 persen. Dari total peserta UN SMA/MA sebanyak 1.522.162 siswa, terdapat 154.079 (10,12 persen) siswa yang mengulang. Sementara jumlah siswa yang tidak mengulang 1.368.083 (89,88%) siswa. Mendiknas mengatakan, berdasarkan analisis internal yang dilakukan, salah satu faktor penyebab turunnya kelulusan adalah karena pengawasan yang lebih ketat.

Banyaknya siswa yang tak lulus UN, membuat sejumlah siswa memilih melakukan tindakan nekat. Mulai dari mencoba bunuh diri, merusak sekolah, hingga mengadukan ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

Siswi SMA Pancasila 1, Wonogiri Virginia Endah, salah satu contohnya. Dia bahkan nekat menenggak cairan pengharum ruangan, meski hasil UN belum diumumkan secara resmi.

Virginia nekat menenggak cairan pengharum ruangan. Beruntung, neneknya segera tahu, sehingga korban masih sempat dilarikan ke rumah sakit, Senin, 26 April lalu.

Kisah tragis juga menimpa seorang siswi berprestasi SMKN 3 Muara Jambi, Wahyu Ningsih. Gara-gara tidak lulus UN, Wahyu Ningsih yang akrab dipangil Neneng, mengakhiri hidupnya Senin 26 April sore. Dia nekat makan obat pestisida.

Kawan-kawannya kaget dan sangat kehilangan. Korban dinilai sebagai anak yang cerdas, ceria, humoris, serta senang membaca di perpustakaan yang ada di dekat rumahnya, di Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi.

Neneng ditemukan kakaknya, Haris dalam kamarnya, sekitar pukul 17.00 WIB dalam kondisi sekarat, dan mulut berbuih. Lalu keluarganya membawa ke rumah sakit di Kota Jambi. Namun sayang, nyawa Neneng tidak tertolong. Gadis malang itu mengembuskan napas terakhirnya di tengah perjalanan.

Menurut pihak rumah sakit, Neneng diduga tewas setelah memakan bubuk pestisida jenis Diktan M-45. Indikasi ini diperkuat setelah pihak keluarga menemukan pestisida tanaman itu dalam kamarnya. Pihak kepolsian sedang menyelidiki kasus kematian Neneng ini.

Sementara di Ternate, gara-gara dinyatakan tak lulus UN, siswa SMUN 1 Ternate menyerang sekolah. Ratusan siswa SMUN 1 Ternate, mengamuk dan merusaki sekolah mereka yang terletak di kawasan jalan Ki Hajar Dewantara, Takoma, Ternate Tengah.

Mereka kecewa dinyatakan tak lulus dan merusak sejumlah fasilitas sekolah, usai mendengar pengumuman hasil UN, Selasa (27/4) sore.

Usai pengumuman UAN, sekolah bertaraf internasional itu mencapai hasil yang mengejutkan di mana kurang lebih 514 siswa ini dinyatakan tak lulus. Dari total 617 siswa yang terdaftar mengikuti UN di SMU ini, hanya tercatat 103 siswa yang berhasil lulus UN.

Sedangkan di Yogyakarta, siswa Jurusan IPS SMAN 9 Yogyakarta, Yondi Handitya (18), terpaksa harus menerima pil pahit setelah dinyatakan tidak lulus. Alasan ketidaklulusan Yondi dikarenakan nilai akhlak mulia serta kewarganegaraan dan kepribadian masing-masing mendapatkan nilai C.

Merasa tidak terima dengan keputusan yang diberikan pihak sekolah, Yondi kemudian mengadukan permasalahan tersebut ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta. Yondi tergolong siswa yang pintar secara akademik di sekolahnya.

Hal ini terbukti dari nilai UN dan Ujian Sekolah (Usek) yang ditempuhnya cukup memuaskan, yakni 50,70 dan 49,53. Karena kasus tergolong “unik”, dia hanya memperoleh dua alternatif, yakni terpaksa mengulang satu tahun atau mengikuti kejar paket C.

Menurut Yondi, kemungkinan alasan yang digunakan pihak sekolah untuk tidak meluluskannya karena kejadian yang dialami saat dia kelas dua. Waktu itu dia memakai kaus oblong ke sekolah.

Karena diperingatkan oleh salah seorang guru, ia bermaksud meninggalkan sekolah. Namun, saat dia berjalan, tiba-tiba pipinya ditampar oleh salah seorang guru fisika dan secara spontan dia mengeluarkan kata-kata kotor.

Direktur LBH Yogyakarta M Irsyad Thamrin menuturkan, pihaknya sudah mendatangi SMAN 9, tapi tidak berhasil bertemu langsung dengan kepala sekolah.

Kepala SMAN 9 Hardja Purnama membenarkan ketidaklulusan siswanya tersebut. Keputusan yang diambil sekolahnya sudah sesuai dengan Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

Hardja pun menjelaskan, sejak kelas XI, Yondi memang sudah bermasalah batasan poin perlakuan negatif di sekolah maksimalnya 101 poin, sedangkan angka Yondi sudah mencapai 200 poin.

Meski banyak masalah dari mulai perusakan sekolah sampai aksi bunuh diri gara-gara tidak lulus, pemerintah akan tetap memberlakukan UN.

Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh:

Meski UN menjadikan stres dan bahkan menjadikan anak bunuh diri, tetapi yang namanya ujian harus tetap dihadapi, dan ujian nasional masih diperlukan.

Ibaratnya jika ada orang sakit kolesterol memeriksakan diri ke laboratorium dan mendapati kolesterolnya tinggi, maka bukannya laboratoriumnya yang dibubarkan. Namun si pasien yang sakit inilah harus diobati.

UN merupakan standar untuk mengetahui kualitas sebuah sekolah secara nasional. Saya kurang sependapat dengan solusi diadakannya ujian yang dilakukan oleh sekolah masing-masing. Meski angka kelulusannya tinggi, namun tidak bisa diketahui standar kualitas sekolah secara nasional. Atas kasus bunuh diri pada siswa yang tidak lulus ujian, agar keluarga diberi ketabahan.

Selain itu, kami menjamin siswa yang ikut UN ulangan masih mempunyai kesempatan diterima di universitas atau perguruan tinggi negeri.

Siswa yang gagal pada UN babak pertama, harus ikut ujian ulangan pada 10-14 Mei mendatang. Pasalnya, jadwal UN yang dimajukan dua pekan, dapat mengakomodasi siswa yang lulus ujian ulangan untuk mendaftar di perguruan tinggi negeri. Pendaftaran yang masih bisa diikuti siswa, yakni Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) membentuk tim investigasi bagi 267 sekolah yang 100 persen siswanya tidak lulus UN. Tim akan terdiri dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di setiap provinsi. Organ penting tim ini adalah dari dinas pendidikan provinsi dan kabupaten.

Dinas pendidikan di setiap kota yang mempunyai tanggung jawab utama (untuk mengetahui penyebab 100 persen siswa di 267 sekolah tidak lulus).

Tahapan investigasi terutama mewawancarai siswa yang tak lulus. Tim akan mewawancarai satu per satu siswa yang akan mengikuti ujian ulangan pada 10–14 Mei itu.


Sumber: Harian Joglosemar Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar