Gadis kelahiran Surabaya, 13 Juli 1993 ini penuh pengharapan di balik kekurangan. Di atas kursi rodanya, Suci Kirana Dewi bertekad menjadikan hidupnya penuh arti bagi kedua orangtua dan masyarakat. Kurangnya perhatian anak penyandang cacat terutama masalah kesehatan, membulatkan niatnya menjadi seorang dokter.
Untuk mewujudkannya, Suci berencana meneruskan pendidikan di bidang kesehatan selepas lulus SMP. Ia mengakui untuk mewujudkan impiannya tersebut tidaklah mudah. Dengan menorehkan berbagai prestasi, sedikit demi sedikit ia berlatih membentuk mental yang kuat sedini mungkin.
Prestasi Suci paling gres yakni menjuarai lomba membaca puisi dalam acara Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) pelajar di SLBN Solo beberapa, waktu lalu. Dengan keyakinan dan doa, juara II berhasil diraihnya. “Puji syukur juara II bisa saya raih, ini mungkin salah satu perantara saya mencapai cita-cita menjadi seorang dokter,” ungkapnya, Sabtu (8/5).
Tak hanya itu, sejak duduk di bangku SD kelas IV Suci telah mengukir prestasi menjuarai lomba tingkat eks-Karesidenan bahkan Provinsi. Ia berkilah, anggapan anak-anak penyandang cacat hanya bisa merepotkan orang adalah salah besar. Suatu ketika orang yang mengatakan seperti itu pasti akan terkejut mendengar anak cacat menjadi seorang dokter.
“Saya akan buktikan kepada semua orang bahwa penyandang cacat bisa seperti orang normal pada umumnya. Setelah cita-cita saya tercapai mudah-mudahan semua orang yang bernasib serupa dengan saya masalah kesehatan tidak menjadi barang yang mahal lagi,” tutur putra pasangan Hukir Santosa dan Sulistyani yang saat ini tengah menimba ilmu di SMP YPAC Solo kelas I. (Bonus Wibowo Bramhartyo)
Sumber: Harian Joglosemar Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar