Selasa, 29 Desember 2009

Aku Stres Mama…!!!

Ada beberapa dari kisah kelainan anak yang disebabkan oleh stres , seperti seorang anak di setiap pelajaran matematika sering keluar minta izin untuk kekamar kecil karena ia tidak menyukai pelajaran ini, kisah anak yang tidak mau bicara dan menjadi sangat pendiam karena pernah saat Ia berbicara dan bercerita ditertawakan dan diremehkan teman-temannya. Ada juga anak yang sering menggunakan kekerasan fisik dengan temannya karena seringnya melihat orang tuanya berkelahi di rumah.
Masalah-masalah keluarga seperti perceraian, penyakit atau kematian , berpindah rumah, berpindah sekolah, kurang diperhatikan, keluarga mengalami masalah keuangan, perlakuan kasar secara emosional, diantaranya yang merupakan alas an -alasan pemicu stres pada anak.

Gejala yang biasanya terlihat dan perlu diawasi seperti menangis secara berlebihan, pendiam dan menarik diri, agresif atau regresif. Gejala fisik bisa terlihat dari masalah tidur insomania, tidur mengigau, masalah makan atau berat badan, gelisah atau letih menggeretakan gigi pada saat tidur atau bangun, gagal disekolah, berbohong atau menyontek, gagap dan sulit untuk berkonsentrasi. Merupakan Beberapa gejala yang menandakan stres pada anak. Sebagai pendidikan dan orang tua kita mesti jeli melihat keadaan pada anak agar segera dapat membantu menyelesaikan dan memulihkan kondisi anak. Sehingga pertumbuhan secara fisik dan mental dapat berkembang dengan baik, begitu pula prestasi belajarnya akan meningkat.

Ada beberapa srategi untuk menolong anak agar mampu menangani stress.

1. Anak-anak seringkali terbeban dengan banyaknya kegiatan.
Seperti, ekskul olahraga, les akademis, les music dll. Jangan pernah membiarkan anak untuk mengikuti kegiatan pada saat bersamaan. Karena anak belum mampu mengelola waktu secara efisien seperti orang dewasa.

2. Menetapkan sasaran yang masuk akal.
Hal ini untuk mencegah stres akibat kegagalan. Ada banyak orang tua yang sangat ambisius kepada anaknya dengan menetapkan sasaran yang terlalu tinggi. Dengan mengharapkan yang terlalu banyak pada anak, sebenarnya secara otomatis mereka juga telah menempatkan kegagalan pada anak. Anak akan merasa tidak pernah melakukan sesuatu dengan baik. Dari pada mengkritik kegagalan kecil, lebih baik menghargai prestasi mereka dan beri pujian. Karena pujian merupakan motivasi.

3. Mengajarkan sikap tegas (asertif) yang tepat kepada anak.
Anak-anak perlu belajar cara untuk secara tepat menangani amarah, bagaimana menerima kritik, bagaimana berkata tidak dan bagaimana cara membela diri. Sehingga anak dapat mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka dan dapat berkomunikasi dengan baik dan stres tidak mudah terbentuk.

4. Beri perhatian kepada anak.
Secara alami setiap anak haus akan pujian. Dan dengarkan apa yang hendak mereka sampaikan. Karena apabila anak merasa di abaikan mereka akan mulai berulah untuk mencari perhatian. Begitu pula kebutuhan untuk memperoleh sentuhan, pelukan dan kasih sayang. Anak-anak membutuhkan pelukan terutama saat mereka mengalami stres sehingga mereka merasa yakin dan aman. Memperhatikan anak merupakan cara terbaik untuk meyakinkan bahwa orang tua sangat peduli dan mencintai mereka.

5. Jadilah teladan bagi mereka.
Tindakan atau perbuatan lebih kuat artinya dari pada kata-kata. Anak biasanya meniru dan mencontoh tindakan orang tua.Bagaimana orang tua mengendalikan amarahnya, bagaimana cara orang tua berbagi dan bekerjasama dengan orang lain, bagaimana menjaga kesehatan dan melakukan ibadah keagamaan dengan ketaatan, yang diperlihatkan orang tua menjadai panutan bagi anak dan mebentuk sebagian watak anak.

Kalimat, "Aku stress, Mama...!!!" mungkin tidak akan terlontar dari bibir mereka karena mereka belum dapat mengidentifikasi arti stres. Mereka hanya mengalami dan merasa tidak nyaman. Jangan pernah biarkan anak-anak kita stres. Berikan dukungan dengan penguatan positif. Jadikan mereka tumbuh dan berkembang dengan kegembiraan.


Sumber: edukasi.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar