Direktur Rumah Sakit Marzuki Mahdi (RSMM) Kota Bogor, dr Irwani Muthalib, SpKJ mengatakan, berdasarkan data badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2008 tersebut, tingkat kematian penduduk akibat konsumsi rokok sekitar 400.000 jiwa per tahun.Kapanlagi.com. Indonesia merupakan negara terbesar ketiga pengguna rokok, dengan jumlah perokok sekitar 60 juta jiwa (26%) dari 230 juta jiwa penduduknya.
"Dari data tersebut, sebagian besar perokok adalah remaja. Sekitar 70 persen remaja Indonesia, terpapar asap rokok dan menanggung risiko penyakit akibat rokok," kata Irwani Muthalib, ketika membuka diskusi "Bahaya Merokok pada Remaja Perokok" di Dinas Kesehatan Kota Bogor, Kamis (4/12).
Dialog memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-44 tingkat Kota Bogor tersebut, diikuti sekitar 100 peserta yakni, pelajar SMA dan SMK, guru bimbingan dan penyuluhan (BP), dan peserta umum.
Dikatakannya, pada periode 1994 hingga 2004 terjadi lonjakan konsumsi rokok di kalangan remaja hingga 144 persen, yang dinilai sangat memperihatinkan.
Kondisi lebih ironis lagi, kata dia, terjadi pada rumah tangga miskin (RTM) yang memilih membelanjakan 12,4 persen pendapatannya untuk konsumsi rokok, daripada meningkatkan gizi keluarga, kesehatan, atau pendidikan anak.
Di Kota Bogor, dari penelitian Dinas Kesehatan tahun 2007, dari 352.594 jiwa penduduk laki-laki, sekitar 49,53 persen adalah perokok.
Sedangkan penduduk perempuan, dari 338,635 jiwa, sekitar 3,32% adalah perokok.
Ditegaskannya, kondisi tersebut kurang baik bagi kesehatan maupun pengelolaan keuangan rumah tangga.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, kata dia, memiliki komitmen kuat untuk mengurangi konsumsi rokok warganya, di antaranya dengan memberlakukan Perda No 8 tahun 2006 tentang Ketertiban Umum, yang antara lain mengatur Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
KTR meliputi, gedung perkantoran, sarana pendidikan, sarana ibadah, dan pusat perbelanjaan.
"Implementasi dari Perda tersebut, telah beberapa kali dilakukan aksi simpatik yakni meminta para perokok di KTR untuk mematikan rokoknya," katanya.
Selain itu, Pemkot Bogor juga melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap remaja, melalui sosialisasi maupun aksi simpatik.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Pemkot Bogor, Bambang Gunawan mengatakan, Pemkot menetapkan lokasi KTR, karena melihat konsumsi rokok terus meningkat.
Dikatakannya, banyak perokok tidak mau berhenti merokok dengan alasan hak azasi. Padahal, dengan merokok merusak kesehatan diri sendiri maupun orang di sekitarnya yang menghisap asap rokok.
"Buktinya, hasil penelitian WHO, sekitar 70% remaja Indonesia terpapar asap rokok," katanya.
Upaya lain yang ditempuh untuk menurunkan konsumsi rokok, kata dia, dengan melakukan pembatasan terhadap iklan produk rokok.
"Saat ini ada sekitar 10 billboard iklan rokok yang terpasang di tepi jalan utama di Kota Bogor. Setelah kontraknya habis, tidak akan diperpanjang," katanya.
Pemain sinetron, Fuad Baradja yang menjadi salah satu pembicara mengingatkan remaja, di dalam rokok banyak mengandung racun yang membahayakan kesehatan.
Menurut dia, masih banyak penduduk Indonesia mengonsumsi rokok karena tidak mengerti dan kurang mendapat informasi tentang bahaya merokok. (kpl/rif)
Sumber: www.kapanlagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar