Selasa, 29 Desember 2009

Digagas, pelaksanaan UN sistem regional


Solo (Espos). Anggota DPR Komisi X dan pengamat pendidikan Solo menilai penyelenggaraan UN dengan sistem regional lebih efektif serta menepis terjadinya kecurangan pelaksanaan ujian.
Meskipun Mahkamah Agung (MA) melarang diselenggarakan UN namun demikian Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tetap meminta sekolah melakukan persiapan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) pada 2010 sembari menunggu prosedur operasional standar (POS).

Menurut Pengamat Pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr M Furqon Hidayatullah MPd, konsep secara pasti terkait dengan penyelenggaraan UN masih dikerucutkan setelah pelarangan MA terhadap pelaksanaan UN. Dia mengatakan, ke depan pelaksanaan UN dengan sistem regional dinilai lebih efektif. “Ya bisa jadi menggunakan sistem regional, dimana ada kriteria penyelenggaraan ujian kota dan daerah,” papar dia ketika dijumpai Espos di UNS, Kamis (10/12).

Dia mengatakan, sistem penyelenggaraan ujian di Pusat membuka peluang terjadinya tindak kecurangan dan penyimpangan lebih tinggi dibandingkan pelaksanaan ujian dengan sistem regional. Menurutnya, dengan adanya sistem regional ditambah tim pengawas secara independen, hal tersebut dapat mempersempit kemungkinan kecurangan. “Harus independen sehingga tim tersebut dapat bekerja secara efektif,” jelas dia.

Sebelumnya Wakil Ketua Komisi X DPR, A Hakam Naja mengungkapkan terkait persoalan tersebut pihaknya akan membentuk tim evaluasi, rencananya pada Bulan Januari tim akan mengundang dan meminta penjelasan Menteri Pendidikan terkait dengan konsep pelaksanaan UN. Dia mengatakan, pelaksanaan UN kali ini masih menuai kontroversi dan perbebatan. “Menurut hemat saya, ibarat kereta sudah berjalan dan tidak dapat direm mendadak pelaksanaan UN harus dilanjutkan,” jelas dia.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, materi soal harus diperhatikan dan dibedakan berdasarkan regionalnya, apakah sekolah itu berada di kota atau di daerah. “Tidak relevan jika siswa yang sekolahnya berada di daerah terpencil mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan siswa di kota,” jelas dia.


Sumber: www.solopos.com/pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar