Senin, 08 Februari 2010

Belajar Pada Akar

Beberapa hari yang lalu, pada saya sedang tidak ada jam. Tiba-tiba ada salah satu siswa meminta saya mengisi jam kosong. Saya berpikir sambil berjalan. Apa yang bisa kubagi dengan siswa, tiba-tiba muncul ide untuk mengajak anak-anak belajar pada akar. Merenungkan tentang filosofi akar. Kemudian kami diskusikan, demikian hasil perenungan dan diskusi kami.

Akar memang tidak seindah daun atau bunga, juga tidak berwarna-warni indah, namun memiliki fungsi yang sangat besar.

Tidak terlihat, akan tetapi akar memiliki peran yang sangat penting. Ia bisa menunjang batang pohon dengan sangat kuat. Ia selalu berusaha mencari air dan mineral yang nantinya akan menjadi asupan bagi tanaman.

Akar memiliki dorongan mencari air yang sangat kuat. Akar juga mampu menyesuaikan dirinya untuk masuk ke celah-celah kecil (mencari air di dalam relung-relung tanah) atau menghadapi kondisi iklim yang berbeda. Tapi yang sungguh mengagumkan adalah ia bekerja dalam hening dan tidak terlihat dari luar. Akar sangat memahami apa yang ia inginkan dan bagaimana merealisasikan keinginan tersebut.

Mampukah kita meneladani akar? Serta belajar banyak padanya.

Pada saat musim kering atau kekeringan dia terus menerus berjuang untuk mendapatkan air. Akar sangat konsisten untuk mewujudkan angan-angannya mencapai sumber air.

Ia tidak menyerah walaupun kondisinya sulit. Komitmennya untuk mancari air sebagai bentuk tanggungjawab terhadap kelangsungan kehidupan daun, bunga dan sebagainya membuatnya akan berusaha sangat keras untuk menemukan sumber air.

Akar mempunyai kemampuan adaptasi yang sangat hebat. Ia bisa membuat dirinya menjadi sangat kecil untuk masuk ke celah-celah tanah dalam rangka mencapai sumber air. Akar juga sanggup bekerja di pegunungan bersalju dengan menancap pada karang dengan sangat kuat untuk melindungi tanaman dari angin.


Akar dengan sangat mengagumkan telah menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa. Dengan menyandang peran yang begitu besar dan penting ia bekerja tanpa banyak bicara, tidak perlu menampilkan diri. Tapi semua orang tahu bahwa jika ingin menghabisi sebuah tumbuhan, harus dihabisi sampai ke akar-akarnya.

Ternyata akarpun dapat menjadi tempat kita belajar … belajar tentang hidup yang sebenarnya. Belajar tentang sebuah perjuangan.


Oleh: Puspita Wulandari
Sumber: edukasi.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar