Keluarga sangat menentukan prestasi dan perkembangan kepribadian anak di usia remaja.
Demikian disampaikan psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kwartarini Wahyu Yuniarti, Sabtu (18/6/2011)
“Interaksi anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya menyebabkan seorang anak lebih mengetahui perannya sebagai individu dan makhluk sosial,” kata Yuni.
Menurut dia, hal itu berbeda dengan konsep psikologi Barat yang menitikberatkan perkembangan kepribadian remaja berdasarkan lingkungan teman sekitarnya.
“Berbeda dengan psikologi Barat, di Indonesia perkembangan kepribadian dan prestasi seorang remaja ditentukan oleh keluarga. Bukan hanya remaja, tetapi juga dari masa anak, remaja hingga memasuki masa awal dewasa,” jelas Yuni.
Ia mengemukakan tidak semua konsep psikologi Barat dapat diaplikasikan di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan psikologi yang sesuai dengan kondisi masyarakat lokal.
“Hasil penelitian yang dilakukan Fakultas Psikologi UGM terhadap 3.000 remaja di berbagai kota di Indonesia menunjukkan bahwa seorang remaja akan menemukan dan merasakan kebahagiaan dalam dirinya setelah berkumpul dengan seluruh anggota keluarga, terutama kehadiran ayah dan ibu,” paparnya.
Menurut dia, penelitian itu juga menunjukkan bahwa keberadaan orang tua mampu meredam dan mengendalikan emosi seorang anak.
Selain itu, pengawasan orang tua juga sangat penting dalam menyeleksi sumber informasi yang diperoleh anak karena saat ini informasi lebih mudah didapatkan, di antaranya melalui situs jaringan sosial dan media teknologi informasi.
“Sebaiknya orang tua mengetahui informasi yang baik dan dibutuhkan oleh sang anak, karena semakin banyak informasi yang masuk ke anak menyebabkan otak mereka kelelahan,” imbuh Yuni.
Sumber: Solopos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar