Memang, pendidikan itu orientasinya bukalah pekerjaan atau memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti makan dan minum, rumah dan kendaraan. Tujuan pendidikan ialah menjadikan manusia ber-moral, sekaligus mampu mampu ber-interaksi dengan lingkungan sekiitarnya dengan sebaik-baiknya. Tetapi, realitasnya, orang masuk lembaga pendidikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Terbukti dilapangan, lembaga pendidikan tingkat SMU adalah SMK. Bahkan iklan-iklan sangat gencar di TV, agar supaya proyek SMK berjalan dengan baik dan banyak diminati. Di tingkat Universita, ternyata jurusan yang paling banyak diminati ialah kedokteran, Informasi Tehnologi (AITI), dan Ekonomi. Sedangkan, jurusan pertanian, peternakan, bahasa, agama, jauh lebih kecil peminatnya. Setelah diadakan penelitiaan sederhana, ternyata motif tujuan pendidikan sekarang adalah pekerjaan.
Tetapi, realitasnya berbeda. Semakin tahun jumlah pengganguran semakin meningkat tajam. Setiap penerimaan PNS, jumlah yang daftar tidak seimbang dengan jumlah kuota yang tersedia. Sehingga berdesak-desakan hingga ada yang terjatuh dan terinjak-injak. Ini sangat memprihatinkan, sebab tujuan pendidikan yang sekarang ini sedang berjalan masih Profit Oriented.
Wajar, jika banyak sekolah yang menerapkan SPP sangat tinggi, dengan alasan biaya operasional sangat tinggi, seperti membayar guru (dosen), gaji karyawan, listrik, telpon dan lain sebagainya. Sehingga, orang-orang kalangan menengah ke bawah tidak mampu melanjutkan studi, walaupun otaknya encer. Dan, sekarang sudah mulai ada biaya gratis (beasiswa). Tetapi jumlahnya masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Kegagalan pendidikan di Negeri ini perlu mendapatkan perhatian serius. Sekaligus dievaluasi bersama-sama agar dikemudian hari semakin membaik. Jangan sampai orangtua menyekolahkan dengan biaya yang mahal, ketika lulus sulit memperoleh pekerjaan. Jangan sampai lembaga pendidikan itu mencetak para penganggur baru. Jika semakian tahun jumlah penggaur baru semakin bertambah dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Maka, bisa dikatakan pendidikan di Negeri ini Gagal tolal (Gatot).
Sumber: Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar