Senin, 20 Juni 2011

Menyontek bukan sekadar tak jujur


Dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun televisi swasta nasional, Sabtu (18/6), Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh memberikan penjelasan panjang lebar tentang kasus di seputar pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Kasus yang dibahas terutama terkait dengan fenomena menyontek massal yang terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air belakangan ini.

Ini sebuah peristiwa cukup memalukan yang terjadi di ranah pendidikan. Mendiknas menanggapi masalah ini secara serius dengan mengingatkan “kejujuran yes, prestasi yes”. Bagi kita, ungkapan tersebut tentu saja secara gamblang memberikan penjelasan bahwa telah terjadi pelanggaran ketidakjujuran yang dilakukan secara massal demi sebuah prestasi.

Sesuatu yang sangat ironis, karena ketidakjujuran secara pribadi saja tidak dibenarkan, apalagi dilakukan secara massal. Lebih ironis lagi hal itu terjadi di ranah pendidikan. Mau dibawa ke mana pendidikan kita? Kebiasaan menyontek secara kolektif yang terkuak sebenarnya laksana puncak gunung es. Menyontek adalah perilaku yang bertentangan dengan hati nurani, sehingga menyontek walaupun banyak dilakukan orang pasti tak mungkin nyaman dilakukan secara terbuka.

Siswa SD Lulus 100 Persen

Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SD, MI, SLBSD di Sukoharjo dalam Ujian Nasional (UN) SD 2010/2011 mencapai 100 persen. Hal tersebut berdasarkan pengumuman yang disampaikan Dinas Pendidikan Provinsi secara serentak, Senin (20/6).

Kepala Bidang TK, SD Dinas Pendidikan, Joko Untoro mengatakan sempat mengalami penundaan beberapa kali hasil UN tingkat SD akhirnya diumumkan serentak pada tanggal 20 Juni. Dari hasil ujian tersebut tingkat kelulusan mencapai 100 persen. “Angka kelulusan UN SD di Sukoharjo mencapai 100 persen,” ujar Joko saat dihubungi melalui ponselnya, Senin (20/6).

Dikatakan Joko, pengumuman UN dilakukan di sekolah masing-masing dan wali murid untuk mengambil hasil pengumuman kelulusan. “Untuk ijazah dimungkinkan sudah bisa diambil satu minggu pengumuman hasil UN,” katanya.

Minggu, 19 Juni 2011

Psikolog: Keluarga tentukan perkembangan kepribadian remaja

Keluarga sangat menentukan prestasi dan perkembangan kepribadian anak di usia remaja.

Demikian disampaikan psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kwartarini Wahyu Yuniarti, Sabtu (18/6/2011)

“Interaksi anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya menyebabkan seorang anak lebih mengetahui perannya sebagai individu dan makhluk sosial,”
kata Yuni.

Menurut dia, hal itu berbeda dengan konsep psikologi Barat yang menitikberatkan perkembangan kepribadian remaja berdasarkan lingkungan teman sekitarnya.

Empat Mahasiswa UNY Ciptakan Kamus Digital Fisika

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil membuat kamus digital fisika yang praktis dan mudah dipahami siswa sekolah menengah pertama.

"Keempat mahasiswa itu adalah Elisabeth Pratidhina Founda Noviani, Ruth Evrilia Oka Mahastri, Atut Reni Septiana, dan Lourensius Dwi Ardi Ranedyo," kata Humas Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Witono di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, karya mereka itu berhasil meraih dana Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2011 dalam bidang teknologi.

Selasa, 14 Juni 2011

Manajemen Waktu: How to Become a More Productive Person


Setiap hari, roda waktu terus bergerak selama 24 jam, tidak lebih tidak kurang. Bagi sebagian orang, waktu sepanjang itu acap dirasa tidak cukup. Itulah kenapa kerapkali kita melihat lampu-lampu di berbagai gedung perkantoran masih terus terang menyala meski jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Kita juga sering merasa betapa waktu terasa begitu cepat berlalu. Time flies. Rasanya baru kemarin kita merayakan tahun baru, lho kok sekarang tau-tau sudah bulan November. Sementara tugas di kantor masih saja terus menumpuk, dan rasanya tak kunjung usai.

Dalam konteks itulah barangkali tepat jika kita mencoba berbincang tentang ketrampilan time management. Tak pelak kecakapan kita dalam mengolah waktu bisa sangat menentukan apakah kita akan menjadi a productive person atau tidak. Sebab di zaman sekarang, waktu bukan lagi berarti uang (time is money, begitu dulu orang berucap). Sekarang, time is more valuable than money.

Games Komputer Bisa Bantu Cerdaskan Anak dalam Hitungan Minggu....Oh Ya?


REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Asal diawasi, bermain games tak selamanya buruk. Situs Daily Mail baru-baru ini memberitakan, games komputer bisa membantu meningkatkan ketrampilan otak, dan pada gilirannya mendoongkrak prestasinya di sekolah.

Sebuah studi menunjukkan, games komputer dirancang untuk latihan penalaran 'memori kerja' dapat mendorong seorang anak dalam pemecahan masalah hanya dalam hitungan minggu. Temuan ini menghapuskan teori sebelumnya yang menyebut lebih banyak mudharat bermain games komputer ketimbang manfaatnya.

Baru-baru ini, perusahaan games berbasis komputer Nintendo mempromosikan game sebagai cara menstimulasi otak dan meningkatkan IQ. Namun, beberapa studi mementahkannya dan mempertanyakan apakah games ada gunanya.

Senin, 13 Juni 2011

Mengenal dan Menarik Optimal dari Gaya Belajar Anak


Setiap anak adalah unik. Mengapa unik..? Hal ini dikarenakan setiap anak memiliki cara tersendiri yang memudahkan dirinya dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi yang biasa disebut dengan belajar.

Seseorang yang belajar dengan menggunakan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya akan mencapai nilai jauh lebih baik dibandingkan dengan anak yang belajar dengan gaya atau cara belajar yang tidak sesuai dengan dirinya. Oleh karena itu, sebaiknya setiap anak diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi gaya belajarnya masing masing agar dapat mempelajari sesuatu dengan maksimal.

Tiga macam gaya belajar yang perlu dikenal orang tua dan jgua anak adalah sebagai berikut :

Gaya belajar Visual :

Dalam gaya belajar ini biasanya seorang anak menyerap informasi dengan cara membaca, melihat gambar gambar, diagram grafik maupun video.