Selasa, 11 November 2008
Motivasi Belajar : Kincir pendorong Semangat Belajar
Motivasi adalah dorongan yang melatar belakangi sebuah tindakan. Motivasi Belajar akan muncul jika terdapat daya dorong yang cukup untuk bergerak.Dalam Gambar Kincir Motivasi, Motivasi belajar dibagi menjadi dua :
1. Motivasi Eksternal
Motivasi Esternal akan muncul dari Luar dan pemicunya beragam :
a. Ketakutan dan Hukuman
Motivasi Belajar bisa muncul jika ada ketakutan atau hukuman yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Misalnya :
o Ketakutan akan tidak lulus ujian/ulangan
o Takut dimarahi orangtua kalau tidak belajar
o Takut dihukum guru jika tidak bisa mengerjakan soal, dll
o Terpaksa belajar demi mempertahankan posisi/jabatan.
b. Penghargaan dan Pujian
Motivasi Belajar bisa muncul jika terdapat penghargaan/pujian yang layak yang menyertai atau melandasi pembelajaran.
Misalnya :
o Belajar karena ingin mendapatkan nilai bagus, sehingga dipuji/disanjung oleh teman, guru.
o Belajar pengetahuan baru karena ingin mendapatkan promosi atau mendapatkan uang lebih banyak
o Belajar keras karena kalau lulus diberi hadiah oleh orang tua, dll.
c. Kegunaan/nilai Belajar
Suatu pembelajaran harus mempunyai nilai/makna lebih agar memiliki daya dorong yang cukup bagi pembelajar untuk belajar. Dalam Quantum Learning, hal ini disebut sebagai ‘AMBAK’ (Apa Manfaatnya Bagiku) atau AGB(Apa Gunanya Bagiku) dalam Accelerate learning.
Misalnya :
o Belajar Pengetahuan baru (seperti : kursus bahasa asing, kursus Welding Inspector) demi meningkatkan karir atau mendapatkan rupiah (dolar)
o Belajar Integral pada pelajaran Matematika.Seorang murid jika tidak mendapakan AMBAK/AGB yang cukup dari pelajaran tersebut sudah pasti tidak akan termotivasi.
2. Motivasi Internal
Motivasi Internal bersumber dari dalam diri. Lebih mudah bagi seseorang untuk mendapatkan motivasi eksternal dari pada motivasi internal dalam belajar. Diperlukan upaya yang keras dan sungguh-sungguh untuk membuat ‘kincir motivasi’ belajar bergerak. Tetapi, sekali kincir tersebut bergerak, maka akan sulit bagi siapapun untuk menghentikan gerak-lajunya.Motivasi internal berlandaskan pada Konsep Diri seseorang, yang mencerminkan bagaimana ia memandang dirinya secara ideal (IDEALISASI DIRI), cara pandang dirinya saat ini dan bagaimana ia ingin dipandang oleh orang lain (CITRA DIRI) serta kepuasan/kebanggaan dalam memandang diri sendiri (HARGA DIRI). Ketiga komponen tersebut akan membentuk keyakinan (KONFIDENSI). Konfidensi atau keyakinan pada kemampuan diri sendiri merupakan kunci utama dalam motivasi internal yang berguna untuk Kesuksesan Belajar.
Seseorang yang yakin pada dirinya sendiri akan lebih mudah menerima dan mencerna pembelajaran dari pada seseorang yang tidak pede. Karena itu seorang pembelajar sejati harus selalu berpikir positif dengan menganggap dirinya sebagai seorang yang PINTAR, CERDAS, dan bukan sebaliknya.
(Sumber: supersuga.wordpress.com)
ANATOMI OTAK
Otak merupakan alat untuk memproses data tentang lingkungan internal dan eksternal tubuh yang diterima reseptor pada alat indera (seperti mata, telinga, kulit, dan lain-lain). Data tersebut dikirimkan oleh urat saraf yang dikenal dengan system saraf keseluruhan. System saraf ini memungkinkan seluruh urat saraf mengubah rangsangan dalam bentuk implus listrik. Kemudian implus listrik dikirim ke pusat system saraf, yang berada di otak dan urat saraf tulang belakang. Disinilah data diproses dan direspon dengan rangsangan yang ‘’cocok’’. Biasanya dalam tahap ini timbul saraf efektor, yang berfungsi untuk mengirim implus saraf ke otot sehingga otot berkontraksi atau rileks.
Didalam jaringan system saraf pusat terdapat hirarki control. Banyak rangsangan sederhana berhubungan dengan tindakan refleks/aksi spontan (misalnya, dengan cepat kita mengibaskan tangan saat menyentuh piring panas). Otak tidak terlibat langsung dalam proses ‘’identifikasi’’ mengenai tindakan refleks. Tapi, tindakan refleks tersebut diproses di saraf tulang belakang. Meskipun otak tidak terlibat langsung dalam proses yang berhubungan dengan aksi spontan, tetap saja kita akan mencerna data/rangsangan yang dipersepsi alat indera. Contohnya kita tidak serta-merta menumpahkan sepiring penuh makanan tanpa alasan kecuali piring itu memang panas sehingga kita refleks menumpahkannya. Atau bisa juga hal itu disebabkan oleh stress yang kita alami. Fenomena semacam ini adalah fungsi yang rumit yang terjadi di otak. Bernafas, keseimbangan, menelan, dan mencerna terjadi, karena fungsi ‘’otomatis’’ otak. Dan kita tidak menyadari bahwa proses tubuh tersebut membutuhkan control yang ‘’lembut’’ dan teknik mengatur yang baik. Otak ‘’purba’’ mengontrolnya secara relative. Misalnya, kita akan menoleh jika seseorang memanggil nama kita dijalan. Aksi tersebut dikontrol oleh bagian otak yang ‘’lebih baru’’. Otak dan urat saraf tulang belakang dilindungi oleh tulang (tengkorak dan tulang belakang secara berurutan) dan dikelilingi oleh cairan otak, yang berfungsi sebagai alat penahan goncangan.
Otak nampak seperti sebuah ‘’kembang kol’’ yang beratnya rata-rata 1,2 kg pada laki-laki dan 1 kg pada perempuan. Otak dapat dibagi ke dalam tiga bagian umum, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.Anehnya nama bagian-bagian tersebut tidak berdasarkan letaknya pada otak (contohnya otak depan tidak berada di bagian depan). Tapi, nama bagian-bagian tersebut didasarkan pada posisi saat manusia masih berbentuk embrio. Kemudian posisi bagian-bagian otak tersebut berubah selama perkembangan janin dalam kandungan.Otak belakang terletak di dasar kepala, terdiri dari empat bagian fungsional, yaitu medulla oblongata, pons, bentuk reticular (reticular formation), dan cerebellum.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pons merupakan ‘’stasiun pemancar’’ yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Ponslah yang menetukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Formasi reticular memiliki peranan penting dalam pengaturan gerakan dan perhatian Anda. Formasi reticular seolah-olah berfungsi untuk ‘’mengaktifkan’’ bagian lain dalam otak.
Selain bagian-bagian yang telah disebutkan tadi, ada juga bagian yang dinamakan cerebellum dengan banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak kecil yang berkerut sehingga hamper seperti otak besar (otak secara keseluruhan). Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi, sebenarnya fungsi tersebut perlu ‘’dipelajari’’ dan dilatih, seperti keseimbangan dan koordinasi. Saat Anda berjalan tanpa berpikir, cerebellum adalah control atas gerakan Anda.
Otak tengah merupakan pusat saraf dalam lingkup kecil. Otak tengah adalah lanjutan dari formasi reticular dan merespon pendengaran dan pengelihatan (seperti gerak mata). Otak tengah tampaknya lebih ‘’penting’’ fungsinya pada hewan mamalia daripada manusia, karena pada manusia yang lebih dominan digunakan adalah otak depan.Otak tengah adalah bagian terbesar pada otak. Bagiannya yang paling utama adalah korteks yang mengandung kurang lebih 10 miliar saraf dan terletak pada lapisan luar otak. Otak tengah juga merupakan ‘’puncak’’ fungsional otak yang respon terhadap fungsi yang ‘’lebih rumit’’, tindakan sengaja, dan kesadaran.Adapun bagian-bagian penting otak depan adalah thalamus, hypothalamus, dan system limbic.
· Thalamus terdiri dari sejumlah pusat saraf dan berfungsi sebagai ‘’tempat penerimaan’’ untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik. Contohnya untuk mengirim data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
· Hypothalamus berfungsi untuk mengontrol nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah, dan otak belakang (tidak termasuk cerebellum) bersama-sama membentuk apa yang disebut ‘’tangkai/batang’’ otak (the brain stem). Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang mendasar. Jika batang otak tersebut kekurangan aktivitas (kurang dirangsang), maka menurut psikiater akan menyebabkan brain death atau kelumpuhan otak.
· Di antara pusat otak dan korteks terletak system limbic (limbic berasal dari bahasa Latin yang berarti batas). Anatomi system limbic ini hamper seperti hypothalamus. System limbic memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita. Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak sengaja menginjak kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama, yaitu amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan ketakutan, serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.
· Korteks (korteks cerebral) adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5 mm, tapi luas bagiannya mencapai 155cm. korteks menyusun 70 persen bagian otak. Lipatan korteks yang erat kaitannya dengan tengkorak manusia membuat otak tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Warna korteks kelabu (inilah alasan mengapa korteks diistilahkan dengan ‘’benda/zat kelabu’’ –the grey mater). Korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan bagian dalam otak). Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-bagian terpisah (secara luas) pada otak tersusun dari saraf yang tertutup penyekat berlemak yang disebut myelin. Myelin membuat jaringan tersebut berwarna putih (disebut juga ‘’benda/zat putih’’)Korteks mempunyai sejumlah struktur dan bagian-bagian fungsional. Yang paling nyata dari pembagian ini adalah belahan kiri dan kanannya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua belahan otak dihubungkan oleh sebuah ‘’bundel serat tebal’’ yang disebut corpus callsum. Corpus callsum membantu menyatukan aktivitas otak (memberitahu otak kiri tentang apa yang dilakukan otak kanan, juga sebaliknya).Pembagian penting lainnya dalam korteks adalah empat buah lobus atau cuping, yaitu temporal, frontal, occipital, dan parietal. Bagian-bagian tersebut dinamai berdasarkan letaknya setalah tulang tengkorak.Sejak lama muncul berbagai pendapat tentang fungsi tersebut dalam otak. Lobus frontal berhubungan dengan konsentrasi, lobus temporal berhubungan dengan bahasa dan ingatan, lobus parietal berhubungan dengan sensor data dan lobus occipital berhubungan dengan pengelihatan dan persepsi. Jadi, proses kesadaran pikiran bergantung pada interaksi kompleks di bagian-bagian otak.
(Sumber : supersuga.wordpress.com)
Peta Pikiran : Membuat Sinergi Belajar
Peta konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan. Mereka menggunakan format global atau umum, yang memungkinkankan informasi ditujukan dalam cara mirip seperti otak kita berfungsi dalam pelbagi arah secara serempak.Penelitian yang dilakukan oleh Robert Ornstein dan lain-lain telah menunjukkan bahwa proses berpikir adalah kombinasi kompleks kata, gambar, scenario, warna dan bahkan suara musik. Dengan demikian, proses menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi alamiah dalam berpikir.Otak dapat dipandang sebagai hutan raya tempat puluhan ribu pohon dengan ratusan ribu cabang besar, jutaan dahan dan miliaran ranting. Peta konsep dibuat dengan cara yang sama seperti halnya informasi disimpan pada cabang-cabang dari tema sentral-meskipun skalanya jauh lebih kecil. Dalam menyusun peta konsep gaya pemrosesan belahan kiri dan belahan kanan otak dilibatkan. Ketika informasi baru diserap dengan menggunakan peta-peta konsep, kapasitas penyimpanan meningkat pulaSesungguhnya, bagi kebanyakan orang, gaya tradisional menuliskan gagasan secara linier, di kertas bergaris, dengan menggunakan satu warna, monoton (biasanya biru, hitam, atau abu-abu) adalah kebiasaan yang sudah sangat dalam tertanam. Karenanya hal tersebut menjadi membosankan. Melatih kembali otak untuk menarik ide-ide yang memancar dari citra dan gambaran pusat dari sebuah pembelajaran sesungguhnya membutuhkan praktik dan kesabaran. Triknya adalah mempraktikan keterampilan hingga menjadi bersifat otomatis.Anda akan menyaksikan bahwa peta konsep memungkinkan Anda mencatat banyak sekali informasi dalam satu halaman dan memperlihatkan hubungan antar berbagikonsep dan ide. Penggambaran secara visual membantu Anda berpikir tentang suatu subyek secara global dan memungkinkan keluwesan (fleksibilitas) pemikiran . Pada sebuah peta Anda secara harfiah dapat melihat struktur subyek yang bersangkutan dalam cara yang mustahil dilakukan dengan kerangka yang linear. Anda dapat melihat tema-tema terpisah namun juga ubungan-hubungan antar tema. Pencatatan secara linear tidak dapat menjaga kita agar tetap sadar akan kompleksitas pemikiran.
TIPS Membuat Peta Konsep
Mulai dengan Topik di Tengah-tengah Halaman
Awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman. Ini mendorong Anda mendefinisikan gagasan inti subyek yang tengah Anda pelajari-titik awal pembelajaran yang efektif.Buatlah tema pokok inti ini dengan ukuran cukup kecil sehingga Anda punya cukup ruang untuk memperlihatkan dengan jelas sub-sub tema di sekelilingnya. Mereka dapat dihubungkan dengan tema pokok memakai garis, seperti jari-jari roda.
Gunakan Kata-kata Kunci
Sasaran peta konsep adalah hanya menangkap fakta-fakta penting yang, ketika ditinjau ulang, akan memicu ingatan terhadap seluruh subyek pelajaran. Anda akan mendapati bahwa ini umumnya menggunakan kata kerja dan kata benda kunci. Hal-hal lainnya adalah informasi ‘’yang diisikan di dalamnya’’ yang memasok pikiran Anda ketika ia telah ‘’disentak’’ oleh peta-peta konsep.
Buatlah Cabang-cabangnya
Berpijaklah pada tema pokok Anda keluar ke semua arah. Batasilah cabang utama antara lima dan tujuh
Gunakan Simbol, Warna, Kata, Gambar dan Citra-citra lainnya
Kombinasi berbagi gaya menjadikan peta konsep lebih mudah diingat. Untuk keragaman tambahan, variasikan ukuran kata di peta tersebut. Tulis kata-kata atau fase-fase kunci dengan huruf capital tebal. Batasi kata-kata seminimal mungkin. Gunakanlah symbol-simbol yang mudah diidentifikasi-tanda kali, tanda cek, tanda seru, tanda Tanya, gambar jantung, segitiga dan sebagainya.
Buatlah seperti Bilboard
Gunakan ruang bersih putih antar informasi sedemikian rupa sehingga kata atau gambar/citra jelas terpampang. Buatlah ia setebal mungkin, mencengangkan, dan ‘’mudah diingat’’. Buatlah menarik. Buatlah kata-kata yang penting lebih menonjol daripada yang lain.
Buatlah berwarna-warni
Berilah penekanan pada berbagai butir atau tema pokok dengan menggunakan warna-warna yang padu. Buat sejelas yang Anda mau. Praktik menjadikan lebih sempurnaJangan harap Anda langsung benar untuk pertama kali. Pada kenyataannya, alangkah lebih baik Anda menggambar ulang peta konsep Anda. Melakukannya dua tiga kali akan membantu Anda mengingat detail-detailnya.
Melakukannya Sendiri
Anda tidak harus menjadi seorang seniman lukis untuk dapat membuat peta konsep. Yang penting yaitu mengembangkan gaya Anda sendiri. Gunakan sebanyak mungkin gambar yang dapat Anda buat. Tony Buzan, misalnya, menekankan benar kebutuhan akan penggambaran secara visual.
Tetapi, sekali lagi, tidak usah membuat lukisan yang artistic. Jauh lebih bermakna jika Anda mengembangkan gaya personal Anda sendiri, menciptakan peta-peta yang dapat Anda pahami dan yang akan membantu Anda mencerap informasi ke dalam ingatan jangka panjang Anda. Coba sedikit lebih kreatif dengan setiap peta konsep baru yang Anda gambar.
(Sumber : supersuga.wordpress.com)
Senam Otak: Menyeimbangkan Otak Kiri dan Kanan
Gerakan Tangan Kiri dan Kanan (Posisi 8 Tidur)
Luruskan satu lengan ke depan Anda, dengan ibu jari mengarah ke depan. Di udara, dengan perlahan-lahan dan halus buat gambar angka 8 berukuran besar yang rebah di sisinya. Ketika Anda bergerak mengikuti gambar 8 tidur, fokuskan mata Anda di ibu jari. Jaga leher Anda tetap relaks dan kepala lurus, wajah ke depan, agar kepala agak diam atau hanya sedikit bergerak mengikuti gerakan 8 tidur.
Manfaat 8 Tidur
Gerakan 8 Tidur memadukan bidang visual kiri dan kanan, jadi meningkatkan integrasi belahan otak kiri dan kanan, sehingga keseimbangan dan koordinasi antar bagian menjadi lebih baik. Banyak orang melaporkan penglihatan dengan kedua mata bersamaan (binokular) membaik dan penglihatan perifer meluas, setelah melakukan 8 Tidur. Keterampilan membaca, menulis, dan memahami menjadi semakin baik.
Senam Otak : Membangkitkan Titik Positif
Titik positif terletak di atas alis, kira-kira pertengahan antara alis dan batas rambut. Banyak orang dapat meraba benjolan kecil di kedua titik ini. Dengan lembut letakkan tiga jari dari kedua tangan di titik ini (akan lebih baik jika gerakan ini dilakukan sambil memejamkan mata). Sentuh titik ini dengan lembut selama enam sampai sepuluh kali pernapasan lengkap yang dilakukan dengan perlahan. Anda dapat menyentuh sendiri Titik Positif atau meminta orang lain menyentuh bagi Anda. Untuk menghilangkan stres, sentuh titik ini sambil meninjau ulang situasi yang membuat Anda stres dan juga sambil mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan alternatif penyelesaian masalah Anda.
MANFAAT TITIK POSITIF
Titik Positif adalah titik acupressure (titik tekan) yang secara spesifik dikenal untuk mengurangi refleks ‘’berjuang atau melarikan diri’’ yang ada pada sistem limbik (dalam otak reptil). Hal tersebut berguna untuk menghilangkan stres emosional. Dengan menyentuh titik-titik itu, berarti memindahkan reaksi otak terhadap stres dari sistem limbik (midbrain) ke otak bagian depan (formal lobe), sehingga memungkinkan Anda memberikan reaksi yang lebih rasional.
(supersuga.wordpress.com)
Senin, 10 November 2008
GAYA BELAJAR
Bila dilihat dari cara memasukkan informasi ke dalam otak melalui lima panca indra, maka dikenal lima gaya belajar :
1. Visual ( penglihatan )
2. Auditorial ( pendengaran )
3. Tactile/kinestetik/kinestesia ( perabaan/gerakan )
4. Olfactori ( penciuman )
5. Gustatori ( Pengecapan )
Idealnya, dalam proses belajar kita harus dapat menggunakan kelima gaya belajar tersebut, Namun, pada kenyataanya situasi tidak memungkinkan kita untuk melakukannya. Dari kelima gaya belajar tersebut, ada tiga gaya belajar yang dominan dan yang paling sering digunakan , yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
Pada umunya orang jarang menggunakan hanya satu gaya belajar . Jarang ada orang yang hanya belajar hanya secara visual, atau hanya secara auditorial, atau hanya secara kinestetik. Biasanya akan ada kombinasi antara visual,dan auditori atau auditori dan kinestetik atau bahkan kombinasi antara ketiga gaya belajar ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah orang yang belajar secara Visual 27 %, Auditori 34 % dan kinestetik 39 %.
Pernahkah Anda merasa bahwa guru yang satu pintar mengajar sedangkan guru yang lain tidak bisa mengajar ? Padahal menurut teman Anda, keduanya tidak ada yang istimewa. Hal tersebut dikarenakan guru yang pertama mempunyai gaya mengajar yang lebih cocok dengan gaya belajar Anda, sedangkan yang kedua tidak. Hal tersebut menjawab pertanyaan mengapa banyak sekali murid yang mengalami kesulitan belajar.
Gaya belajar terdiri dari dua bagian, yaitu gaya belajar yang bersifat eksternal dan internal. Gaya belajar yang bersifat eksternal bergantung pada materi atau media dari luar diri kita sebagai sumber informasi.Sedangkan gaya belajar yang bersifat internal bergantung pada kemampuan kita dalam mengolah pikiran dan imajinasi.
BELAJAR DENGAN MENYENANGKAN DAN EFEKTIF
Langkah awal untuk membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan lebih cepat adalah dengan mengerti gaya belajar anda sendiri. Langkah kedua adalah dengan mengetahui gaya belajar yang paling efisien dari materi yang anda ingin pelajari. Bila kedua gaya ini saling mendukung , maka anda praktis akan sangat mudah dalam belajar dan mengingat kembali apa yang telah anda pelajari. Untuk mengetahui gaya belajar Anda, lakukan test gaya belajar.
(Sumber: supersuga.wordpress.com)
Lembaga Bimbel Melengkapi Pembelajaran di Sekolah
Kadang tidak habis untuk difikir, banyak orangtua merasa sangat perlu memasukkan anaknya ke lembaga bimbingan belajar (bimbel). Apakah materi dan metode pembelajaran di sekolah itu kurang? Lebih mengherankan lagi, ada sekolah yang resmi memanfaatkan lembaga bimbel untuk ‘mengajar’ anak didiknya. Apakah kualitas para guru memang teramat jauh dari memuaskan? Fungsi lembaga bimbel yang keberadaannya terus marak –hilang dan tumbuh berganti- hingga saat ini, tentu tidak bisa disamakan dengan sekolah. Meski peserta bimbel adalah anak didik sekolah dan materi yang diajarkan di bimbel juga mata pelajaran di sekolah. Kehadiran lembaga bimbel, sedari awal memang untuk mendukung dan melengkapi program pembelajaran di sekolah. Lebih khusus, lembaga bimbel memang memfokuskan diri pada pembekalan siswa –baik SD, SMP, dan SMA- dalam menghadapi berbagai model ujian. Mulai dari ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, ujian akhir, ujian nasional, hingga ujian masuk ke perguruan tinggi. Dengan fokus pembelajaran di lembaga bimbel seperti ini, porsi latihan mengenal dan menyelesaian soal ujian lebih banyak dibanding penyampaian teori. Sesama lembaga bimbel pun akhirnya dituntut untuk lebih kreatif dalam merancang metodenya. Semakin sederhana dan mudah metode itu, pastinya membuat siswa lebih tertarik dan memahami. Berikut penuturan Kepala Bimbel Ganesha Operation (GO) Cabang Malang ini kepada Mas Bukhin dan fotografer Hayu Yudha Prabawa dari KORAN PENDIDIKAN. Kurikulum pendidikan yang digunakan oleh sekolah itu terus berganti dan dibenahi. Ini berarti materi dan metode pembelajaran bagi siswa itu harusnya lebih bagus dan lengkap. Tetapi kenapa masih banyak siswa yang merasa perlu untuk mendapat pelajaran tambahan dengan masuk ke lembaga bimbel? Harus dipahami bahwa fokus pembelajaran di lembaga bimbel itu untuk membekali dan mempersiapkan siswa dalam menghadapi ujian sekolah. Fungsi ini saya pikir sudah amat dipahami baik oleh orangtua maupun siswa, sehingga mereka tahu betul apa yang bisa didapat dengan mengikuti bimbel. Dari fungsi ini, lembaga bimbel itu sejatinya memegang peran sebagai pendukung dan pelengkap dari sekolah. Materi dan metode pembelajaran yang diberikan amat berbeda dengan di sekolah. Apakah ini tidak semakin merendahkan kemampuan guru di sekolah? Apakah guru di sekolah memang tidak mampu membekali dan menyiapkan siswanya menghadapi ujian? Bagi saya, ini tidak ada kaitannya dengan ketidakmampuan guru. Saya melihat bila guru memang tidak cukup banyak waktu untuk memberikan pembekalan ini. Perubahan kurikulum yang sering terjadi beberapa tahun terakhir -termasuk juga gonta ganti buku pelajaran- seringkali masih gagap ditanggapi oleh para guru. Banyak pula guru yang masih bingung menyusun pola dan metode pembelajaran seperti apa yang efektif bagi siswa. Penyesuaian pada kurikulum serta tumpukan kerja administratif sebagai guru itu yang saya lihat. membuat guru tidak cukup waktu dalam memberikan bekal khusus bagi siswanya untuk menghadapi ujian. Dari siswa sendiri, apakah mereka juga tidak punya cukup waktu untuk belajar sendiri dan lebih kreatif dalam mengembangkan bahan ajar? Ya, siswa sekarang itu rasanya kok memiliki beban belajar yang makin tinggi. Perubahan kurikulum membuat tugas-tugas mandiri bagi siswa itu lebih banyak. Setelah belajar seharian penuh di sekolah, di rumah masih dibebani dengan tugas tambahan yang setiap hari itu ada. Namun tentu beban belajar ini dalam konteks memenuhi target kurikulum yang sudah ditetapkan dan disusun oleh sekolah. Dan dalam kondisi seperti ini lembaga bimbel mengambil celah dengan memberikan fokus pembelajaran bagi siswa untuk bisa sukses menghadapi ujian? Benar, hakikat dari lembaga bimbel memang seperti itu. Makanya di lembaga bimbel, porsi pengenalan dan latihan menyelesaikan soal ujian itu lebih banyak dibandingkan teori. Di samping, lembaga bimbel juga menawarkan metode-metode penyelesaian soal yang lebih kreatif, sederhana, singkat, dan lebih mudah dipahami oleh siswa. Kalau di GO, kami menyebutnya metode ‘The King’. Apakah tips dan trik yang menjadi ‘nilai jual’ dari lembaga bimbel ini tetap mengacu pada kurikulum. Atau katakanlah itu tidak jauh berbeda atau bahkan sampai menyalahkan metode yang dipakai oleh guru di sekolah? Oh tidak. Rumus cepat yang diterapkan lembaga bimbel itu selalu didasarkan dari metode yang digunakan guru di sekolah. Melalui satu metode dari orang-orang yang kapabel di setiap bidang pelajaran, rumus itu dibuat menjadi lebih sederhana agar lebih mudah dipahami siswa. Sampai hari ini kami belum pernah ada komplain dari guru soal metode The King ini. Malah guru merasa dapat pengayaan dan hal baru untuk bisa dibagi dengan siswa. Ya salah satu ukurannya, banyak guru tidak alergi dan membeli buku terbitan kami sebagai referensi. Guru di sekolah, sebenarnya sudah terbiasa menyusun soal-soal ulangan untuk siswa. Tetapi menurut anda, disamping faktor tips dan trik, kenapa siswa tetap lebih tertarik untuk belajar soal-soal dari lembaga bimbel? Saya berani bilang kalau soal-soal yang disusun oleh guru, khususnya soal untuk menghadapi ujian nasional bahkan ujian masuk ke perguruan tinggi, itu lemah di kualitasnya. Sering saya temukan banyak kesalahan pada soalnya, ini kan menunjukkan ada kelemahan di editing. Dari sini bisa dijelaskan bahwa menyusun soal itu tidak bisa main-main, guru harus serius mempertimbangkan kurikulum serta punya sedikit prediksi kira-kira soal seperti apa yang nanti keluar. Ini saja cukup menyita waktu, tenaga dan biaya dari guru. Sementara tidak ada tambahan kesejahteraan misalnya bagi guru. Kalau misalnya guru diberikan wewenang khusus dan dibiayai untuk membuat soal khusus ujian nasional, saya yakin mereka bisa. Kalau dari pengalaman anda di GO, bagaimana alur dan proses dalam perumusan soal-soal itu? Saya saja, baru diberikan wewenang untuk membuat soal Matematika, itu setelah 20 tahun mengajar di GO. Setiap hari, saya harus bisa menyusun soal-soal baru yang sesuai dengan kurikulum serta diprediksikan akan keluar pada ujian mendatang. Dalam penyusunannya, dari jam 9 pagi hingga sore, maksimal saya hanya bisa membuat antara 20-30 soal. Itupun harus melalui proses editing oleh 3 pengajar sebelum diperbanyak untuk dibagikan kepada siswa. Ya, bisa anda bayangkan sendiri, menyusun soal di lembaga bimbel saja yang memang konsentrasinya di sana, ternyata bukan hal yang mudah. Apalagi bagi guru yang sudah banyak beban kerjanya itu. Terakhir, sebagai pengelola lembaga bimbel apa yang bisa anda sampaikan bagi para siswa menjelang ujian nasional mendatang? Paling penting, siswa jangan menganggap ujian nasional ataupun SPMB itu sebagai hal yang sulit. Ini penting agar tidak lebih dulu ada beban psikologis yang menganggu dalam pelaksanaannya nanti. Saya bisa bilang tidak sulit karena secara teoritis banyak strategi yang bisa digunakan untuk menyiasati agar bisa sukses. Tidak kalah penting juga siswa hendaknya banyak berlatih soal, bisa dengan ikut tray out dimanapun untuk mengukur kemampuan. Kalau secara mandiri, siswa bisa latihan dari soal-soal ujian tahun lalu, ya minimal tiga tahun lalu untuk bisa tahu karakter dari masing-masing soal. Saya pikir itu saja. (*) Biodata Nama : Drs Heri Hamsah Lahir : Blitar, 28 Januari 1961 Alamat : Talun, Blitar Pendidikan : SD Negeri Karangtengah I Blitar : SD Negeri A Yani I Banjarmasin : SMP Negeri A Yani Banjarmasin : SMA Negeri I Blitar : FMIPA UGM Yogyakarta Karir : Pengajar Bimbel Ganesha Operation Jakarta : Kepala Bimbel Ganesha Operation Cabang Yogyakarta : Kepala Bimbel Ganesha Operation Cabang Malang : Koordinator Mapel Matematika Bimbel Ganesha Operation se Indonesia Istri : Ide Sukesi Anak : Mirza Givari : Dafa Raihan : Virna Skanzah Revolusi Belajar ala Ganesha Operation Secara umum, cara siswa bisa menerima pelajaran (modalitas) pastinya berbeda. Ada yang mudah belajar secara visual (melihat), ada yang lebih sreg dengan metode auditorial (mendengar), namun ada pula yang lebih mengerti bila ada gerakan (kinestetik). Selain faktor modalitas, dominasi fungsi otak pada anak juga memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan belajar. Ada anak yang dominan otak kiri, sebaliknya ada yang dominan otak kanan. Otak kiri bertanggung jawab terhadap kemampuan verbal dan matematis, dan tergolong memori jangka pendek (short term memory). Proses berfikirnya bersifat logis, sistematis, dan analitis. Sedangkan otak kanan berurusan dengan irama, musik, warna, emosi, dan tergolong long term memory (memori jangka panjang). Berdasarkan pengetahuan tentang modalitas dan dominasi fungsi otak ini, Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation (GO) melakukan suatu terobosan metode yang disebut Revolusi Belajar. Teknik ini menyelaraskan program pembelajaran dengan cara kerja otak meliputi teknik mencatat, teknik mengingat, teknik mencatat, dan berfikir kreatif. Selain Revolusi Belajar, dengan bergabung di GO siswa akan memperoleh banyak fasilitas seperti; buku pelajaran, buku penghubung, assesment potensi akademik, rumus The King, konsultasi belajar, try out dan remedial, out bound, ruang belajar ber-AC, pengajar berkualitas, laporan kemajuan belajar, tes VAK, dan lainnya. Program bimbingan yang di buka GO mulai dari SD, SMP, dan SMA. (koranpendidikan.com)
Otoritas dan Kompetensi Mendidik : Ujian Nasional dan "Kekalahan" Sekolah
Ujian nasional SMA atau sederajat baru saja digelar, 17-19 April 2007, dan
pekan ini giliran siswa SMP menjalani ritual tahunan yang menentukan nasib
ratusan ribu siswa kelas tiga SMP maupun SMA di republik ini. Bukan hanya
para siswa peserta UN yang dag-dig-dug takut tidak lulus. Para orangtua
siswa pun cemas, guru dan sekolah ikut khawatir terhadap anak-siswa
mereka. Bahkan, Depdiknas tampaknya juga risau terhadap ketidaklulusan
peserta UN.
Buktinya, untuk tahun ajaran 2006/2007 ini Depdiknas lewat Badan Nasional
Standar Pendidikan (BNSP) menetapkan dua standar nilai kelulusan. Siswa
dinyatakan lulus jika rata-rata nilainya 5,00 dengan nilai minimal
rata-rata 4,25 atau boleh salah satunya nilai 4 dengan catatan nilai
lainnya harus mencapai 6,00. Mengapa demikian? Sederhana saja, biar bisa
menjaring lebih banyak siswa yang lulus.
Hal yang menarik berkaitan dengan UN tahun ini adalah hadirnya lembaga
bimbingan tes di sekolah untuk mempersiapkan siswa menghadapi UN.
Kalau siswa mengikuti bimbingan tes di luar sekolah, sudah merupakan hal
yang lumrah terjadi setiap tahunnya menjelang UN. Tapi sekolah "menyewa"
lembaga bimbingan tes atau bimbingan belajar atau apa pun namanya, untuk
mempersiapkan siswa menghadapi UN, itu baru sesuatu yang menarik dan boleh dibilang agak aneh.
Seperti diberitakan Kompas 4-5 Maret 2007, peminat bimbingan tes semakin
tinggi seiring kebijakan pemerintah menyangkut UN berikut kenaikan standar
nilai kelulusannya.
Di perkotaan, keberadaan jasa ini bahkan cenderung sudah menjadi tumpuan
utama. Bahkan, saat ini tidak sedikit sekolah yang menjalin kerja sama
dengan lembaga bimbingan tes untuk mempersiapkan siswa mereka menghadapi UN.
Ada apakah dengan sekolah- sekolah kita? Fenomena hadirnya lembaga
bimbingan tes di tengah-tengah sekolah bisa dipandang dari dua sisi. Satu
sisi, kehadiran lembaga bimbingan tes di sekolah dapat membantu sekolah
dalam mengondisikan dan mempersiapkan siswa kelas tiga menghadapi UN.
Tentu banyak sekolah yang tidak mau mengulangi pengalaman buruk
tahun-tahun sebelumnya, di mana ada banyak siswa yang tidak lulus UN.
Adanya pendampingan dari lembaga bimbingan tes ini akan dapat memberikan
kepercayaan diri yang lebih besar bagi para siswa. Dan akhirnya, lewat
bimbingan tes ini diharapkan semua siswa lulus dan tidak ada lagi siswa
yang tercecer atau gagal dalam UN.
Bagaimanapun hasil UN, diakui atau tidak, tetap menjadi parameter atau
ukuran keberhasilan sekolah, bahkan dianggap mencerminkan mutu sekolah.
Dan seringkali itu juga akan berarti menjamin keberlangsungan hidup
sekolah itu selanjutnya, khususnya untuk sekolah-sekolah swasta. Jika ada
banyak murid yang tidak lulus, bisa-bisa sekolah itu akan dicap sebagai
sekolah yang tidak bermutu. Konsekuensinya, bisa jadi pada tahun ajaran
baru sekolah itu tidak mendapatkan murid.
Dalam sudut pandang ini, banyaknya sekolah yang menggandeng lembaga
bimbingan tes untuk menyiapkan siswa menghadapi UN bisa dipandang sebagai
satu bentuk mekanisme sekolah untuk ’mempertahankan hidupnya’. Keduanya,
sekolah dan lembaga bimbingan tes, sama-sama diuntungkan. Ke depannya
sekolah bisa terus bertahan, dan lembaga bimbingan tes juga bisa
berkembang terus.
Di sisi lain, hadirnya bimbingan tes di sekolah dapat dipandang sebagai
wujud ketidakberdayaan dan kurangnya kepercayaan diri sekolah akan
kemampuan sekolah sendiri dalam mendampingi dan mempersiapkan siswanya
menghadapi UN. Hadirnya lembaga bimbingan tes di sekolah semakin
menegaskan pada kita akan "kekalahan" sekolah. Dan semakin menunjukkan
bagaimana pengaruh kebijakan UN yang sungguh kontraproduktif terhadap
proses pembelajaran di sekolah.
Menurut Benjamin Bloom, tingkah laku belajar peserta didik dipengaruhi
oleh perkiraan peserta didik tentang apa yang akan dinilai atau diujikan.
Karena itu, UN yang umumnya menanyakan dimensi kognitif dari mata
pelajaran akan menjadikan peserta didik selama belajar tidak merasa perlu
melakukan eksperimen di laboratorium, tidak perlu membaca novel, tidak
perlu latihan mengarang, tidak perlu melakukan kegiatan belajar
terus-menerus secara berdisiplin, dan tidak perlu berbagai kegiatan
belajar yang diarahkan untuk menanamkan nilai dan mengembangkan sikap.
Sebab, kesemuanya itu tidak akan diujikan atau dinilai.
Dan kenyataannya memang persiapan sekolah menjelang UN telah mengubah
model dan konsep pembelajaran. Drilling soal-soal ujian tahun-tahun
sebelumnya menghiasi hampir setiap kali proses pembelajaran di kelas.
Sekolah pun merasa perlu membuat jadwal khusus menggantikan jadwal reguler yang sudah ada.
Bahkan ada sekolah yang menempuh cara dengan menjejalkan seluruh materi
pelajaran kelas tiga di semester pertama agar di semester dua bisa
digunakan untuk mempersiapkan menghadapi UN.
Dampak lebih lanjut adalah munculnya lembaga bimbingan tes yang
mengakibatkan sekolah tidak lagi sebagai pusat belajar dan pembudayaan.
Proses pembelajaran di sekolah pun tidak lebih sekadar teaching for the
test.
Repotnya, sekarang sekolah malah mulai menghadirkan bimbingan tes di
ruang-ruang kelasnya. Praktik pendidikan semacam itu sangat bertentangan
dengan tujuan diselenggarakannya pendidikan formal di negara mana pun
karena akan menyebabkan terjadinya curriculum contraction. UN tanpa
disadari telah mengondisikan sekolah untuk berorientasi pada hasil, dan
cenderung mengabaikan proses. Bahkan boleh dikatakan UN telah merampas
proses pendidikan, sehingga proses pendidikan menjadi tidak lagi bermakna.
Kalau begitu, untuk apa masih ada sekolah jika proses pendidikan sudah
tidak lagi bermakna? Sekolah-sekolah kita selama ini cenderung
mengedepankan aspek kognitif dan kurang menggarap atau cenderung abai
terhadap dimensi-dimensi nonkognitif, misalnya dimensi afektif—yang
berhubungan dengan olah rasa-hati—maupun dimensi spiritualitas.
Nah, kalau sekarang yang berkait dengan dimensi kognitif juga "dilepas"
oleh sekolah dan "dipasrahkan" pada lembaga bimbingan tes untuk mengantar
peserta didiknya lulus UN. Lalu apa lagi peran yang bisa diemban sekolah?
Saya curiga, semua ini terjadi karena sekolah-sekolah kita lelah
disalahkan terus-menerus oleh banyak pihak, seperti masyarakat yang telah
menyerahkan sebagian besar anggotanya untuk dididik tapi ternyata gagal,
Depdiknas yang seringkali cuci tangan dan menimpakan kesalahan di pundak
sekolah.
Mungkinkah sekolah akan mengalihkan beban dan tanggung jawabnya pada
lembaga bimbingan tes? Mungkin saja, jadi lembaga bimbingan tes bersiaplah
untuk menjadi kambing hitam, seandainya nanti banyak siswa yang tidak
lulus! Tapi seandainya berhasil, dalam arti banyak siswa yang lulus
apalagi lulus semua, bersiap-siaplah mengambil alih peran sekolah! Dan
masyarakat, siapkanlah duitmu!
Akhirnya, sebagai penutup, ujian atau tes sebenarnya hanyalah sarana atau
alat yang digunakan untuk memperoleh informasi pencapaian terhadap proses
pendidikan yang sudah dilakukan dan/atau yang akan diselenggarakan. Sekali
lagi perlu ditekankan bahwa ujian atau tes hanyalah sarana bukan tujuan
dari proses pendidikan.
Tampaknya kita semua mesti berpikir ulang apakah UN sebagai salah satu
sarana pencapaian tujuan pendidikan sudah berfungsi dengan baik ataukah
malah semakin menjauhkan dan menghalangi bagi pencapaian tujuan
pendidikan.
(Sumber: KOMPAS, Senin 23 April 2007; oleh: HJ Sriyanto Guru di SMA Kolese De Britto, Yogyakarta)
Tips Menghadapi Ujian Nasional
Menjelang ujian, siswa harus belajar ekstra ketat. Sukses atau gagalnya ujian yang kamu hadapi tergantung dari persiapan fisik dan mental kamu. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu kamu menghadapi ujian :
1. Persiapkan Diri Kamu
Jelas bahwa belajar adalah kunci utama menghadapi ujian. Akan lebih baik jika kamu mencicil belajar dari jauh hari sebelumnya dan adakan latihan pra ujian, kamu bisa mengerjakan soal-soal ujian yang ada di buku yang berisi model soal-soal ujian, sehingga kamu lebih siap menghadapi ujian.
2. Ukur Kekuatan
Dalam hal ini siswa harus mempunyai gambaran jelas tentang kondisi dirinya. Memahami kekuatan, kemampuan dan kelemahan yang dimiliki, dalam materi pelajaran apa siswa mengalami kesulitan untuk memahaminya. Apabila ada pelajaran yang kurang dimengerti, maka belajarnya harus lebih giat lagi.
3. Menjaga Kesehatan
Kesehatan merupakan modal utama kamu bisa melakukan segala aktivitas termasuk belajar. Untuk itu siswa hendaknya selalu menjaga kesehatan, sehingga saat ujian tubuh dalam keadaan segar, sehat dan fit. Perhatikan juga waktu tidur jangan sampai kurang, konsumsi makanan yang bergizi, jangan lupa olahraga secara teratur.
4. Siapkan Peralatan Ujian Dengan Baik
Setiap ujian membutuhkan peralatan yang berbeda-beda, misal ujian menggambar berbeda dengan ujian tertulis biasa. Pastikan kamu membawa peralatan yang kamu butuhkan.
5. Datang Lebih Awal
Datang minimal 15 menit sebelum ujian dilaksanakan, kamu akan punya waktu mempersiapkan mental dan fisikmu. Ini akan membantu kamu lebih berkonsentrasi selama mengerjakan ujian.
6. Tenang dan Percaya diri
Sebelum mengerjakan soal biasakan untuk berdoaa. Dengan berdoa kamu akan lebih tenang dan percaya diri.
7. Jangan tegang
Santailah dalam mengerjakan setiap soal sebab kondisi tegang saat ujian akan merusak konsentrasimu.
8. Membaca Perintah ujian
Bacalah perintah ujian dengan baik dan tidak terburu-buru, sebab seringkali mengabaikan perintah menjawab soal membuat kamu salah dalam memberi atau memilih jawaban.
9. Seleksi Soal
Dahulukan soal yang kamu anggap mudah, ini akan membantu kamu dalam efisiensi waktu.
10. Hati-hati Dalam Mengisi Lembar Jawaban
Untuk soal pilihan ganda abaikan jawaban yang kamu tahu salah, jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahuinya secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai diberlakukan. Untuk soal ujian esai pikirkan dulu jawaban sebelum menjawab, buat kerangka singkat dengan mencatat beberapa ide yang ingin kamu tulis.
11. Koreksi Kembali Jawaban Soal
Periksa kembali jawaban yang sudah kamu tulis, hingga bila ada kekurangan kamu dapat dengan segera bisa memperbaiki jawaban.
12. Jangan Terburu-buru
Jangan pernah mengerjakan ujian dengan terburu-buru atau tergesa-gesa, ini bisa menyebabkan jawaban ujian tidak maksimal, kalau sudah selesai mengerjakanpun jangan terburu-buru untuk meninggalkan ruangan, pergunakan sisa waktu untuk memeriksa kembali jawabanmu.
13. Tutup Dengan Doa
Sebagaimana kamu berdoa memulai ujian, berdoalah juga setelah selesai mengerjakan. Dan ingat manusia hanya bisa berencana, Tuhan jugalah yang menentukan hasilnya.
Semoga apa yang kamu kerjakan benar dan mendapat nilai yang baik.
Semoga berhasil dan sukses!
25 Kiat yang Harus Anda Ketahui Agar Dapat Lulus Ujian Nasional
Kelulusan dalam ujian nasional tidak hanya ditentukan kesiapan dan kesigapan kita menjawab soal-soal ujian dalam waktu 120 menit. Butuh waktu dan persiapan mantap untuk dapat lulus dengan hasil terbaik. Dalam tulisan ini disajikan tips persiapan dan juga saat menghadapi ujian di hari H. Kedua puluh lima langkah yang dituliskan berikut merupakan tips yang dapat Anda pratikkan dengan mudah. Tips-tips tersebut sebagian merupakan hal-hal sederhana yang kadang kala dilupakan. Langkah-langkah persiapan ujian ini dibagi menjadi 3 tahap sebagai berikut:
A. Saat Ini hingga tiga hari menjelang hari H
1. Belajar dengan cara terbaik sesuai dengan gaya belajar Anda.
2. Perbanyak berkonsultasi dengan guru mata pelajaran dan berdiskusi dengan teman mengenai materi yang Anda rasa belum kuasai.
3. Ikuti kegiatan bimbingan belajar jika memungkinkan dari sisi waktu dan biaya.
4. Miliki panduan materi, soal-soal UN tahun sebelumnya, dan prediksi soal beserta pembahasannya.
5. Ikuti program persiapan belajar yang disiapkan oleh sekolah. Misalnya, bimbingan belajar sore hari.
6. Ikuti try out yang biasanya dilakukan lembaga bimbingan belajar atau Praujian yang biasa di programkan sekolah.
7. Berlatihlah menyelesaikan soal-soal UN atau soal prediksi UN dan periksa sendiri jawaban Anda dengan mencocokkan kunci jawaban yang biasanya tersedia.
8. Siapkan perlengkapan ujian yang Anda butuhkan, seperti pensil, mistar, dan penghapus.
9. Jaga kesehatan agar tetap fit dengan berolah raga dan mengonsumsi makanan bergizi.
10. Berdoa agar dapat lulu UN dan minta didoakan kepada orang tua dan keluarga dekat lainnya.
B. Tiga hari hingga satu hari menjelang hari H
11. Kurangi kegiatan belajar Anda, cukup mengulangi kembali beberapa materi yang Anda anggap perlu. Bahkan jika Anda sudah yakin menguasai materi pelajaran, hentikan saja kegiatan belajar Anda dan manfaatkan waktu untuk istirahat.
12. Bacalah dan ketahui dengan jelas aturan-aturan yang diberlakukan dalam seperti tata tertib pelaksanaan UN.
13. Perbanyak kegiatan hiburan dan kegiatan bersenang-senang lainnya sehingga perasaan Anda menjadi rileks dan tidak terbebani.
14. Pastikan Anda mengetahui jadwal mata pelajaran yang diujikan sehingga Anda betul-betul siap menghadapinya.
15. Periksa kembali perlengkapan belajar Anda. Jika ada yang belum lengkap segera lengkapi.
C. Pada hari H
16. Tidurlah lebih cepat dari biasanya agar fisik Anda prima dan tidak mengantuk saat ujian berlangsung.
17. Siapkan alat tulis menulis yang Anda siapkan pada saat ujian, kartus tes, papan pengalas, dan jam tangan (jika ada) sebelum tidur.
18. Bangun pagi-pagi. Jangan lupa sarapan dan meminta restu kedua orang tua sebelum berangkat ke sekolah.
19. Usahakan tiba di lokasi ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai.
20. Jangan lupa membaca doa sebelum memulai menjawab soal.
21. Santai saja, jangan terbebani/tegang pada saat menjawab soal-soal ujian. Tanamkan optimisme dan kepercayaan diri bahwa Anda bisa menjawab dengan benar. Ingat ketegangan dapat membuyarkan konsentrasi Anda!
22. Jaga Lembar Jawaban Komputer Anda agar tetap bersih, tidak terlipat, jangan sama sekali di corat-coret.
23. Kontrol waktu Anda, jangan sampai waktu berakhir tetapi pekerjaan Anda belum selesai. Jika tidak memiliki jam tangan dan pengawas tidak menyampaikan, jangan ragu untuk bertanya kepada pengawas mengenai waktu yang masih tersisa.
24. Periksa kembali jawaban dan data diri Anda sebelum menyerahkan LJK ke pengawas. Pastikan bahwa data diri Anda (nama, nomor ujian, kode sekolah, dan lainnya) terisi dengan benar. Begitu pula pastikan bahwa semua soal telah terjawab.
25. Pastikan LJK Anda telah diterima pengawas sebelum meninggalkan ruangan ujian.
Kamis, 06 November 2008
Inspiration: Ikan Berwujud Manusia
Memilih Tempat Les Untuk Anak
Banyak sekali harapan dan keinginan orang tua terhadap anaknya, khususnya dalam soal pendidikan. Dan harapan ini sudah tertanam sejak awal tahun ajaran baru. Tak heran, setelah anak-anak mulai masuk sekolah, bukan hanya peralatan sekolah yang disiapkan, orang tua juga sibuk mencari tempat les agar anak-anak mereka tidak ketinggalan pelajaran.
Banyak sekali tempat-tempat les yang menawarkan pelajaran tambahan. Mulai dari pelajaran yang biasanya menjadi momok di kelas, seperti Matematika, IPA, Bahasa Ingris, hingga les-les yang berkaitan dengan pengembangan bakat aanak di bidang kesenian.
Inilah yang kadang membuat orang tua kebingungan, mana yang akan dipilih duluan. Bukan hanya itu, orang tua juga bingung mana tempat les yang terbaik buat anak, sehingga ujung-ujungnya uang yang di keluarkan tidak sia-sia. Nah, berikut ini ada beberapa hal yang perlu perhatikan sebelum memilih tempat les buat anak.
1. Perhatikan Kualitasnya
Mencari tempat les sama pentingnya dengan cari sekolah. Jangan asal murah maka kualitas tempat les tersebut Anda abaikan sama sekali. Seperti kata sebuah iklan motor di televisi: "Boleh murah tapi jangan murahan". Artinya, selain pertimbangan biaya, pertimbangkan juga kualitasnya. Ya nggak? Kenapa? Karena memang kualitas tempat les buat anak akan menentukan pula bagaimana kemampuan si anak kelak terhadap materi les yang diajarkan kepadanya. Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita bisa tahu tempat les itu berkualitas atau tidak? Ada 3 cara. Pertama, perhatikan kualitas lulusan atau mantan siswa yang pernah belajar di sana. Anda bisa melihat atau menanyakan kepada mereka, bagaimana kualitas tempat les tersebut. Kalau memang kualitas lulusan atau mantan siswanya cukup berprestasi Anda bisa cukup yakin bahwa tempat les tadi cukup baik kualitasnya.
2. Lihat Kemampuan Staf Pengajarnya.
Anda harus memastikan apakah staf pengajarnya memiliki cukup pengetahuan, tahu bagaimana memotivasi siswa dan memahami karakter anak-anak. Yang ketiga adalah metode pendidikan yang ditawarkan. Pastikan bahwa metode pendidikan yang ditawarkan cukup baik. Dengan demikian, uang yang Anda keluarkan tidak akan sia-sia.
3. Cek Lokasinya
Nah, ini. Masalah lokasi itu cukup penting lho karena bisa berpengaruh banyak terhadap biaya transportasi yang akan Anda keluarkan untuk si anak. Kalau tempat lesnya cukup jauh dari rumah, maka biaya transportasi yang dikeluarkan akan cukup besar, selain ada risiko anak juga akan mengalami kelelahan di perjalanan yang ujung-ujungnya bisa berpengaruh juga kepada penguasaan materinya. Sebagai tambahan, selain biaya transportasi, Anda juga harus mempertimbangkan untuk memberikan sedikit tambahan uang jajan buat si anak selama ia belajar di tempat les.
4. Lihat Lingkungannya
Lingkungan les pendidikan biasanya akan berbeda dengan lingkungan sekolah karena teman-temannya juga akan berbeda, sehingga sangat penting memang untuk memperhatikan lingkungan tempat les yang akan dimasuki anak. Sebagai contoh, kalau lingkungan tempat les anak Anda berisi anak-anak yang sering jajan, maka ada kecenderungan anak Anda juga akan mengikutinya. Sehingga bisa berakibat si anak menjadi lebih boros dan tidak lagi fokus kepada proses belajarnya, malahan mungkin bisa jadi ia sibuk jajan dan bermain dengan teman-temannya tadi.
Contoh lainnya, ternyata teman-teman les si anak adalah anak-anak yang berperilaku kurang sopan dan nakal. Hal itu tentu sedikit banyak bisa berpengaruh terhadap diri si anak. Kalau ia tidak cocok, maka ia akan cenderung menyendiri. Tetapi kalau ia cocok dan ingin ikut-ikutan, maka ia bisa saja jadi berperilaku seperti teman-temannya tadi. Jadi, sekali lagi, lingkungan belajar yang baik, akan memberikan manfaat yang baik pula bagi anak Anda. Ujung-ujungnya, lagi-lagi, uang yang Anda keluarkan tidak akan sia-sia kalau memang Anda bisa memilih tempat les yang memiliki lingkungan yang baik.
5. Ajak Anak Anda
Yang akan mengikuti les itu adalah anak Anda, bukan Anda. Karena itu, coba deh ajak dia untuk ikut mengecek tempat-tempat les tersebut sebelum Anda betul-betul memasukkannya ke situ. Sesekali tanyakan padanya apakah ia cocok dengan tempat kursus tersebut. Tanyakan juga padanya apakah ia nyaman dengan lingkungan tempat lesnya. Sebagai tambahan, pastikan juga bahwa ia tidak merasa terpaksa mengikuti les belajar tersebut. Ingat, jangan terlalu memaksakan kehendak Anda pada dirinya. Berusahalah untuk membujuknya dengan cara-cara yang menarik, agar ia juga bisa menikmati proses belajar yang ia jalani.
Nah, Bapak - Ibu, itu tadi beberapa tips dalam memilih tempat les buat anak. Mudah-mudahan, dengan tips-tips tersebut, uang yang Anda keluarkan untuk membayar biaya les mereka jadi lebih berguna dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh si anak. Salam
(Sumber: Tabloid NOVA)
Menjadikan Anak sebagai Ahli Matematika
Alangkah bahagianya orang tua bisa melihat anaknya ahli dalam setiap pelajaran. Yang menjadi masalah bagi anak-anak Indonesia biasanya, tidak menyukai pelajaran-pelajaran yang dianggapnya sulit, misalnya matematika (Kuliah Teknik Matematika).
Biasanya, orang tua akan mengkursuskan anaknya, untuk orang tua yang mampu. Akan tetapi, Anda sendiri sebenarnya bisa memaksimalkan kemampuan matematika anak-anak Anda. Bagaimana caranya? Berikut ini tips bagi Anda yang dirangkai dari berbagai sumber.
1. Pastikan Anak anda mengetahui konsep matematika yang ia pelajari.
Jika anak Anda tidak mengetahui dasar dari matematika, maka anak Anda hanya akan mempeelajari matematika dengan hafalan. Padahal, matematika yang dihafal itu tidaklah ada artinya. Anda dapat memberitahukan dasar-dasar matematika pada mereka, sehingga mereka akan mudah memahami soal-soal yang sulit apabila mereka mengetahui dasarnya.
2. Bantulah mereka dengan menyertakan fakta-fakta.
Penguasaan fakta dasar berarti bahwa anak dapat menjawab pertanyaan kurang dari tiga detik. Rumus praktis dapat Anda anjurkan pada anak Anda agar memperoleh respon yang cepat. Apabila anak Anda belum juga bisa memahami berilah contoh yang nyata. Misalnya, menghitung perkalian dengan memisalkan keramik yang ada pada lantai Anda.
3. Ajarkan pada anak Anda menulis angka-angka dengan teliti.
Duapuluh lima persen kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika ditemukan oleh pengajar adalah kesalahan yang dikarenakan ketidaktelitian sang anak dalam menulis angka-angka. Perbaiki ketelitian anak Anda dalam menulis dan mengolah angka-angka dengan cara meneliti ulang apa latihan yang dia kerjakan.
4. Sediakan kebutuhan, yang digunakan anak Anda untuk belajar matematika, dengan cepat.
Matematika adalah sebuah subjek yang semuanya dibangun dari apa yang sebelumnya telah dipelajari. Seabagai contoh, kegagalan dalam mengetahui dasar masalah perhitungan persen biasanya disebabkan oleh sang anak tidak menguasai masalah desimal.
5. Tunjukkan bagaimana cara menyelesaikan masalah pekerjaan rumahnya.
Mengerjakan tugas matematika mempertajam ilmu yang didapat dari sekolah untuk dipelajari di rumah. Ajarkan pada mereka untuk memulai mengerjakan tugas tersebut, dengan membuka buku atau mengulang pelajaran dan contoh-contoh yang telah diberikan oleh guru mereka lewat pelajaran sebelumnya disekolah. Jika kurang jelas, jelaskan padanya sampai ia bisa mengerti.
6. Dorong mereka untuk mengerjakan soal lain.
Jika guru hanya memberikan soal-soal tertentu saja, berilah pada anak Anda contoh soal yang lain. Ingat, semakin anak Anda banyak berlatih makin semakin cepat mereka membentuk kemampuan dan kepercayaan diri mereka.
7. Jelaskan bagaimana cara menyelesaikan masalah soal cerita.
Matematika mempunyai ekspresi, untuk belajar memecahkan masalah, Anda harus memecahkan masalah. Ajarkan pada anak Anda membaca soal cerita berkali-kali. Juga, suruhlah dia untuk menggambarkannya dalam bentuk soal matematika atau diagram.
8. Bantulah anak Anda mempelajari tata bahasa matematika.
Mereka tidak akan dapat matematika secara nyata, tidak pula mempelajari konsep yang lebih menantang tanpa mengetahui tata bahasanya. Periksalah bahwa anak Anda dapat menemukan dan mengikuti masalah yang baru atau bab baru. Jika tidak, ajarkan padanya untuk menggunakan model atau contoh dan masalah yang sederhana terlebih dahulu.
9. Ajarkan pada mereka untuk mengerjakan metematika “di luar kepala".
Anak-anak kecil harus banyak menyelesaikan masalah perhitungan dengan menggunakan pensil dan kertas. Ketika membantu anak Anda menyelesaikan sebuah soal, bantulah mereka dengan mendiktekannya tanpa harus menuliskannya, sehingga anak akan berlatih menulis matematika sesuai apa yang dibayangkan.
10. Jadikanlah matematika bagian dalam hidup anak Anda.
Matematika akan lebih berarti ketika anak Anda melihat bagaimana pentingnya matematika dalam kehidupan ini, dan dapat dilihat dimana-mana. Dorong mereka menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, tanyakan pada mereka jarak suatu tumbuhan baru ke suatu titik tertentu.
(Sumber: Tempo Online)
Rabu, 05 November 2008
Ikut Bimbingan Belajar, Perlu Tidak?
KETIKA hasil ulangan harian dilaporkan kepada orang tua siswa dalam bentuk laporan tengah semester, maka terdapat beragam hasil dengan bermacam reaksi. Ada yang cukup puas karena menggambarkan pencapaian belajar siswa selama ini sehingga nilai mata pelajaran (MP)nya tuntas (¡Ý KKM, sama dengan/lebih dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal). Ada yang tidak puas karena nilainya di bawah KKM. Ada pula yang tidak puas, meskipun nilainya tuntas tetapi tidak sesuai dengan target pribadinya, yang menghendaki nilai MP tertentu lebih besar dari KKM.
Orang tua dan siswa dari dua kelompok terakhir ini tentu saja akan berusaha habis-habisan supaya keinginannya tercapai, yaitu nilai MP mencapai ketuntasan atau sesuai dengan target pribadinya. Upaya instant yang dapat ditempuh untuk mendongkrak prestasi belajar siswa adalah dengan mencari pelajaran tambahan di sekolah, memanggil guru privat ke rumah, atau ikut bimbingan belajar (bimbel). Ketiganya membawa konsekuensi logis secara ekonomis, yakni memerlukan dana-biaya.
Sebagai pilihan populer para siswa, bimbel umumnya dijadikan tempat untuk menggenjot nilai hasil belajar di sekolah, selain untuk mempersiapkan diri ke perguruan tinggi. Sah-sah saja kalau siswa dan orang tuanya berpersepsi seperti itu.
Adanya prestise, tuntutan, dan kegalauan orang tua agar anaknya memeroleh hasil belajar yang tinggi ini memang menjadi lahan yang subur bagi bisnis pendidikan yang berkibar sebagai ¡°bimbel¡±. Akan tetapi, apakah bimbel ini benar-benar membimbing anak untuk dapat belajar dengan baik melalui usahanya sendiri dan sesuai dengan hakikat belajar? Hakikat belajar ialah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai-sikap, yang bersikap konstan atau menetap.
Sebagaimana kita ketahui, di bimbel, anak dijejali dan didrill dengan soal-soal. Hakikat belajar dibelokkan menjadi kemampuan menjawab soal. Nilai tambah bimbel tinimbang sekolah adalah ketersediannya memberikan rumus-rumus praktis pelajaran. Bahkan tidak tertutup kemungkinan adanya ¡°oknum¡± bimbel yang berkolusi dengan aparat pendidikan untuk mendapatkan bocoran soal dan kunci jawaban ulangan umum hingga ujian nasional (UN) kepada para siswanya agar memeroleh nilai tinggi di sekolahnya atau lulus UN. Anehnya, bimbel yang model begini siswanya melimpah ruah.
Fenomena di atas telah mendestruksi nilai-nilai eduatif dan moral anak, serta menumbuhkembangkan mental menerabas, mau gampangnya saja. Nilai kejujuran tercabik-cabik. Terjadilah superioritas semu. Bila anak dikondisikan terus-menerus seperti itu, pada gilirannya akan menimbulkan reduksi moral yang permanen. Orang tua dan masyarakatlah kelak yang akan menanggung dampaknya.
Pada hakikatnya, jika seorang siswa belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah serta diteruskan dengan tekun, teratur, dan tertib di rumahnya niscaya akan meraih hasil belajar yang baik pula. Namun, anak yang terobsesi oleh tuntutan orang tua, terpengaruh teman-temannya, dan terpincut promosi pengusaha bimbel ini sebenarnya adalah anak yang mempunyai kemampuan dan kekurangan sekaligus.
Kemampuannya adalah anak sanggup menjaga prestise orang tua, bergaul dengan sesamanya (=jadi anak gaul), dan mampu membayar ratusan ribu bahkan jutaan rupiah biaya bimbel. Kekurangannya adalah cuma satu, kurang pede (percaya diri). Kekurangpercayaan pada kemampuannya sendiri, pada proses belajarnya sendiri, pada kegiatan pendidikan di sekolahnya sendiri inilah yang menyuburkan ladang bisnis bimbel di kota-kota besar.
Jadi, ikut bimbel itu perlu atau tidak?
Bagi siswa yang sulit belajar mandiri, kurang dapat mengikuti pelajaran dari guru di sekolah atau kondisi lingkungan rumahnya tidak kondusif untuk belajar dan (yang terpenting!) orang tuanya memiliki cukup dana-biaya, maka ikut bimbel sangat direkomendasikan di sini. Tetapi dengan catatan, siswa tetap pro-aktif selama ikut bimbel, jangan pasif, cuma menjadi penonton para pengajar bimbel (tentor) yang sibuk mengotak-atik jurus/rumus singkat pemecahan soal. Siswa, selain rajin mencatat penjelasan para tentor dan menyimak buku-buku panduannya, juga harus aktif bertanya baik selama proses belajar berlangsung maupun di luar waktu itu, jika sekiranya ada materi soal yang tidak dimengertinya. Jangan menyia-nyiakan ratusan ribu hingga jutaaan rupiah uang orang tua kalau hanya untuk berbengong ria atau ngerumpi sesama siswa di bimbel!
(Oleh: ARIEF ACHMAD, Guru SMAN 21 Bandung, Ketua AGP-PGRI Jawa Barat)
Mengajar Bayi Membaca
Mengajar bayi membaca memang tidak instant, jika tidak sabar, orang tua dan guru gampang marah. Maklum saat diajar, misalnya dengan membuka dan memperlihatkan gambar nama-nama benda yang ada disekitar dia terkadang bayi tidak menunjukan minat, rewel, menolak atau bahkan bermain dengan mainannya yang lain. Tentu saja kondisi seperti itu sangat tidak mendukung terwujudnya proses belajar mengajar. Lalu, apa yang mesti dilakukan oleh orang tua ? Orang tua harus sabar dan tidak boleh main paksa, itu syarat utamanya.
Jadi, kalau anak sedang tidak enak badan, Mood-nya jelek, dan sejenisnya, jangan dipaksa membaca. Selain tidak akan membuahkan hasil, apapun bentuknya, pemaksaan akan merenggut kebahagiaan anak. Apabila ini terwujud bukan mustahil anak justru akan menjadi trauma dan takut untuk belajar kembali. Dengan kata lain, kalau memang kondisinya tidak memungkinkan, tidak masalah jika proses belajar membaca anak ditunda. Syarat lain yang tidak kalah penting adalah suasana proses belajar mengajar harus gembira. Disini kegembiraan bukan hanya milik anak, tetapi juga orang tua. Kalau memang anak masih ingin main ya biarkan saja dulu. Bagaimanapun, orang tua harus mafhum, Dunia anak adalah dunia bermain. Meskipun begitu, Pengkondisian agar anak siap belajar jika saatnya sudah tiba harus tetap dilakukan. Apabila suasana hati anak sudah enak setelah bermain kondisinya mendukung untuk proses belajar, barulah orang tua memberikan pengajarannya tidak boleh kaku laiknya murid dan guru dikelas. Semua harus terasa menyenangkan sehingga anak akan menikmati proses belajarnya.
Syarat berikutnya sebaiknya dipahami orang tua adalah mereka tidak perlu mematok target tertentu. Misalnya dalam seminggu, anak harus diajari sekian puluh kata. Tak perlu kondisinya seperti apa. Pokoknya target harus tercapai. Ini pola pikir dan keinginan orang tua tetap membuat jadwal yang konsisten. Dalam halini mereka harus punya tolok ukur dan pertrimbagan , kapan anak harus tetap belajar anak bisa ditunda. Ambil jalan tengah jangan terlalu keras, tetapi jangan terlalu lemah.
(Sumber: Pikiran Rakyat 30 Des 2007)
Pengenalan Bilangan bagi Anak: Tahap Pengenalan Bilangan, Masa Kritis bagi Anak
Dasar dari proses belajar awal matematika dan angka-angka hendaknya telah dibangun sejak anak-anak berumur tiga tahun. Tentunya di sini bukan kemudian si anak harus dijejali dengan materi menghitung atau dipaksakan untuk mencongak. Tetapi lebih kepada pengenalan Simbol Angka dan Konsep Asosiasi Posisi secara dini dan tentunya dengan cara yang kongkrit serta menyenangkan bagi anak itu sendiri. Manfaatkan segala sesuatu yang ada dalam lingkungan si anak. Menghitung jumlah mainannya, jumlah tangga dalam rumahnya atau menghitung pepohonan yang ada di depan rumah adalah contoh dari kesempatan yang tidak terbatas bagi orang tua dan guru untuk merangsang pengertian anak akan angka-angka. Jika angka-angka dipelajari sebagai rutinitas sehari-hari, maka anak-anak akan mulai dapat menghitung sendiri benda-benda disekitarnya ketika dia sedang bermain.
Yang perlu ditekankan pada tahap pengenalan ini, janganlah mengajarkan sesuatu yang bersifat abstrak seperti simbol angka, karena hal ini sukar untuk dipahami oleh anak-anak tersebut. Tetapi mulailah dari hal-hal yang bersifat kongkrit dan menggunakan kata-kata alih-alih menggunakan simbol Angka untuk mengenalkan konsep bilangan tersebut. Gunakan segala sesuatu yang disenangi anak-anak sebagai kunci dalam proses mengajarnya. Baru kemudian setelah anak secara intuitif memahami apa yang sedang dikerjakannya, mulai diperkenalkan dengan simbol Angka satu per satu. Sebenarnya angka-angka bertebaran disekitar kita: waktu uang, ukuran, umur, tanggal, irisan kue dan jumlah buah-buahan. Orang tua dapat selalu mengingatkan waktu kapan si anak dapat menonton acara favoritnya, sambil menunjukkan angka-angka yang ada pada jam. Juga mulai ajarkan arti Ulang Tahun yang sebenarnya sehingga ketika mulai mendekati hari-hari ulang tahun yang sangat diharapkannya, anak akan diam-diam mulai menghitungnya.
Selanjutnya sekitar umur lima tahun, minat anak terhadap angka akan tumbuh sangat besar secara alamiah bila sejak kecil telah diperkenalkan pada konsep angka secara kongkrit. Karena itu sebenarnya tidak perlulah orang tua untuk memaksakan anak untuk belajar berhitung sebelum mereka sendiri merasa berminat, tugas orang tua dan guru yang terutama adalah merangsang minat anak terhadap bilangan sejak dini (sekitar umur tiga tahun). Sekarang pada umur lima tahun saatnya memperjelas dan menyusun konsep-konsep Angka dari fakta-fakta yang telah anak pahami secara intuitif. Pada awalnya, secara intelektual anak tidak mengerti konsep-konsep Angka, namun ia sudah mempunyai pengertian tersebut secara intuitif dan perlahan-lahan perlu dituntun menuju suatu pemahaman intelektual akan kuantitas secara simbolik. Maka sekaranglah saatnya memperkenalkan proses belajar formal kepada anak, dimulai dengan pengenalan simbol Angka dan Konsep Asosiasi Posisi yang merupakan dasar Matematika. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan operasi-operasi dasar seperti penjumlahan dan pengurangan.
Melalui latihan-latihan sensoris sejak sekitar umur tiga tahun, proses pengenalan angka sebenarnya secara perlahan-lahan telah terbentuk dalam pikiran anak. Yang menjadi dasar dari latihan sensoris ini adalah gagasan tentang Kuantitas dan Gambaran Identitas (Persamaan dan Perbedaan). Sebagai contoh adalah, seorang anak melihat sebuah batang cuisenaire (Cuisenaire rods) yang berwarna-warni dan panjang batang tersebut disesuaikan sehingga dapat merepresentasikan angka-angka yang berurutan. Pengenalan terhadap batang cuisenaire ini merupakan fondasi bagi proses pembelajaran angka secara visual dang kongkrit dan kemudian pembelajaran ini harus diulang lagi dalam angka-angka yang aktual di saat anak berumur sekitar lima tahun.
Sistem Desimal adalah merupakan dasar sistem angka kita. Oleh karena itu, pemahaman angka-angka yang teliti dari satu sampai sepuluh – angka tertulis sekaligus kuantitas yang dilambangkan oleh angka tersebut – yang sangat diperlukan jika anak ingin memahami sepenuhnya soal-soal matematika yang akan dijumpai di masa mendatang. Sistem Desimal hanya menggunakan sepuluh simbol angka (0 s.d 9) tersebut, yang kemudian digunakan untuk merepresentasikan semua bilangan dengan menggunakan asosiasi posisi sepuluh angka tersebut. Oleh karena itu sejak awal perlu pula ditekankan pengenalan terhadap Konsep Asosiasi Posisi ini pada siswa, terutama sebagai pengenalan simbol Notasi Pagar.
Dengan menggunakan materi-materi yang kongkrit dan dalam bentuk permainan untuk mempelajari konsep-konsep matematika dasar, anak diharapkan tidak akan menemui kesulitan untuk memahami konsep dan ketrampilan matematika dasar. Di sini, anak diharapkan mampu memindahkan benda-benda yang sedang dihitung untuk mendapatkan kuantitas-kuantitas yang sebenarnya. Kepuasan dalam penemuan inilah yang mengarahkan antusiasme anak pada angka-angka, terutama bila ia dapat mendemonstrasikan operasi matematika dasar kepada guru atau teman-temannya, daripada dikuliahi fakta-fakta yang kosong dan tanpa makna bagi mereka. Jadi dalam tahap pengenalan bilangan ini, pendidikan yang kongkrit diimplementasikan dengan cara anak secara fisik memegang kuantitas-kuantitas yang mewakili simbol-simbol angka tertulis. Dan anak tersebut memadukan materi, hitungan, pemisahan dan membandingakan dengan visual, audio dan juga sentuhan untuk memperkuat gagasan-gagasan kuantitatif secara nyata, bukannya hanya bersifat abstrak bagi si anak tersebut. Perlu diingat pula bahwa cara pengajaran ini harus membiarkan anak mencapai pemahamannya sendiri sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri, peran orang tua dan guru adalah untuk memberikan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan intelektual mereka.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengajar anak kecil adalah perlunya Pengulangan materi dengan topik yang sama tetapi dengan bermacam-macam objek yang berbeda yang dapat digunakan dalam proses pengajarannya. Dengan mengajarkan secara kongkrit dengan menggunakan objek yang berbeda-beda, konsep yang abstrak sehingga menjadi kurang jelas bagi anak menjadi gamblang karena anak tidak hanya melihat konsep tersebut pada satu objek saja tetapi menemukan pula konsep tersebut pada objek-objek yang lain. Melalui pengulangan ini, konsep abstrak ini dimengerti bukan hanya sekedar dihafalkan saja. Dan begitu konsep abstrak benar-benar dipahami anak, ia akan dapat menerapkan pada semua objek yang berhubungan dengan konsep tersebut.
Akhirnya ada tiga teknik mengajar dasar yang perlu digunakan dalam mendidik anak, yaitu :
1. Pengenalan Identitas, di sini orang tua atau guru menunjukkan nama benda sekaligus mengucapkan, misalnya sambil memegang kelereng, mereka mengucapkan ”Ini adalah kelereng”.
2. Penegasan, di sini orang tua atau guru ingin meyakinkan kalau anak memahami akan identitas suatu benda dengan cara memberikan sebuah perintah, misalkan ”Berikan saya dua buah kelereng”.
3. Pembedaan, di sini orang tua dan guru ingin mengetahui apakan anak dapat membedakan suatu benda dengan benda yang lain, misalnya dengan menunjuk suatu kelereng, mereka mengatakan, ”Benda apakah ini?”. Bila anak bisa menjawab kemudian bisa diteruskan dengan pertanyaan, ”Berapakah jumlahnya?”
Ketiga teknik pengajaran ini perlu diulang-ulang untuk setiap topik yang diajarkan kepada siswa dengan cara mengganti objek-objek yang digunakan sebagai alat bantu mengajar. Teknik ini juga digunakan untuk memastikan apakah anak memahami apa yang sedang mereka kerjakan. Selanjutnya dapat dilanjutkan ke topik yang lebih sulit bila anak telah benar-benar menguasainya, tetapi hal ini harus disesuaikan dengan kecepatan anak tersebut menangkap konsep yang diajarkan.
(http://nineganesha-lesprivat.blogspot.com/)
Guru Les bukan Wonder Woman
Dalam buku Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif, yang merupakan kumpulan artikel psikologi anak yang pernah dimuat di harian Kompas, ada bab berjudul Les dan Bimbingan Belajar Merusak Kreativitas Anak.
Dalam bab tersebut disebutkan definisi mendidik, yaitu membantu memberikan semangat, mendorong, menciptakan suasana belajar di rumah. Selanjutnya disebutkan pula bahwa banyak orangtua merasa wajib untuk menyelesaikan PR dari sekolah. Bagi orangtua yang mampu cenderung mempercayakan anaknya kepada guru privat. Kemungkinan besar guru privat hanya mengerjakan PR muridnya (wah, ada yang tersindir nih hihih).
Jadi pengen cerita sebab musabab saya jadi guru privat. Dulu, karena merasa memiliki banyak waktu setelah mengajar di SMA pada pagi hari, akhirnya saya juga mengajar di sebuah bimbingan belajar di Bogor. Lama kelamaan karena merasa berat mengajar di bimbel, maka saya mengajar privat tanpa lewat lembaga apa pun dengan murid awal adalah keponakannya teman. Akhirnya semua kakaknya dan seorang kakak sepupu temanku itu memintaku mengajar anak-anaknya.
Awal jadi tajir ngajar privat setelah saya “berhasil” membantu Nabila yang saat itu kelas 6 SD. Nabila merupakan saudara temanku juga yang sudah 2 bulan tidak sekolah karena sakit parah. Alhamdulillah muridku ini dengan kondisi fisik yang lemah karena sakit bisa menjadi peraih NEM tertinggi di sekolahnya. Hal ini sangat mencengangkan banyak guru dan orangtua murid lainnya di sekolahnya. Lalu ada orangtua temannnya Nabila yang meneleponku untuk mengajar anaknya. Nah, ini juga, sang anak akhirya bisa dapat NEM besar. Mulailah banyak permintaan mengajar setelah itu. Akhirnya waktu itu saya sudah tidak memiliki waktu lain selain mengajar dan mengajar.
Sebenarnya saya sendiri tidak setuju bila keberhasilan para murid itu adalah karena saya. Seperti Nabila, gadis shalihah ini, memang memiliki kecerdasan dan semangat yang luar biasa. Jadi ketika frekuensi belajarnya bertambah, tidak heran bila almarhumah bisa mengejar cita-citanya untuk bisa masuk SMP 1 (tak lama setelah masuk SMP 1 Nabila meninggal dunia...... T_T).
Balik lagi ke masalah guru les hanya mengerjakan PR muridnya. Yah, saya akui, kadang saya berbuat seperti itu. Karena frekuensi belajar dengan saya yang kurang, hanya seminggu 2 kali 2 jam, dan dengan beban harus mengajar semua pelajaran (termasuk PR), maka guru les kekurangan waktu. Untuk pelajaran berhitung atau menghafal biasanya saya meminta murid saya dulu yang mengerjakan soal, lalu saya memeriksa pekerjaan mereka. Tapi untuk bahasa Sunda (wuih hampir semua anak-anak di Bogor pada ga bsia sunda, termasuk gurunya! hahah) dengan tingkat kesulitan kosa kata dan jenis tugas yang sulit, maka susah sekali saya bisa idealis untuk tidak mengerjakan PR murid. Bayangkan saja, anak kelas 4 SD sudah diminta membuat tulisan tentang bayam dalam bahasa Sunda. Kosa kata sunda saja mereka masih terbatas, lah ini diminta nulis tentang bayam....
Muridku yang kelas 2 SMP yang kritis pernah bilang kalau dia sekolah hanya mencari ijasah saja, karena selama ini dia belajar di rumah dengan ditemani guru les. Kalau tidak dimarahi orangtuanya pasti dia lebih memilih main pingpong suru di rumahnya ketimbang ke sekolah.
Setelah kira-kira 2 minggu setelah liburan tahun ajaran baru, saya sering melihat buku-buku murid masih bersih tidak ada tanda-tanda pernah dibaca atau dipelajari. Sayang sekali textbook yang mahal itu hanya dibawa ke sekolah selanjutnya disimpan di lemari saja. Alangkah indahnya bila para murid mau membaca sendiri buku-buku itu.
Bila dibandingkan dengan para pelajar masa kebangkitan nasional, tentu saja generasi saat ini jauh tertinggal. Jaman dulu para murid malah langsung membaca buku referensi yang tebal-tebal. Hari ini sudah ada textbook yang merupakan rangkuman dari buku-buku referensi, tapi tetap saja membaca buku setebal itu saja pelajar kita keberatan. Tentu saja untuk bisa mengajarkan mereka untuk belajar mandiri diperlukan kerjasama antara guru dan orang tua murid, agar anak tidak melulu disuapi dalam belajar. Nah, termasuk guru les juga kali ya? Tapi please deh jangan bebankan ini semua kepada kami, karena kami bukan wonder women sih…
(http://onetea.multiply.com/journal/item/191/Guru_Les_bukan_Wonder_Woman)
Selasa, 04 November 2008
Bagaimana Belajar Yang Efektif Itu?
Setelah ngenali masalah yang bikin kita be-te belajar, sekarang kita boleh buka buku. Tapi sebelum itu, ada baiknya kita baca tips berikut ini. Supaya belajar kita tambah nyaman dan nggak bikin be-te tentunya.
1. Bikin body se-fresh mungkin, dengan gitu membuat pikiran kita juga lebih fresh. Mandi, adalah salah satu caranya.
2. Cari suasana yang paling nyaman Bisa di taman, di tempat sunyi (asal jangan keterusan ngelonjor, ngelamun jorok or tidur). Biasanya juga memutar musik yang ngebantu kita merasa betah dan comfortable. Bersihin dan rapiin tuh kamar, ini membantu lebih berkonsentrasi.
3. Buat catatan-catatan kecil terhadap apa yang kamu temuin. Ini akan membantu mengingat dan sekaligus memudahkan bila mengulang lagi, kaga perlu membaca seluruh isinya, cukup point-point-nya saja yang telah kamu buat. Praktis khan? Mungkin juga ada hal-hal yang kaga dimengerti atau pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat membaca, dengan catatan itu bisa kamu tanyain ama temen atau guru tanpa harus menyimpannya di memori kamu. Hemat lah penggunaan memori kamu, save energy.
4. Susunlah hubungan-hubungan yang terjadi Dari catatan-catatan kecil tersebut, susunlah hubungan antara catatan-catatan tersebut. Buatlah semacam kerangka yang menjelaskan dari awal dan akhir. Ini membantu untuk mengerti apa yang sebenarnya atau memahami pelajaran yang dipelajari, dengan demikian otak kamu terlatih untuk menganalisis sebuah permasalahan dan menemukan bagaimana mengatasinya. Berbeda dengan sekedar menghapal, tanpa tahu apa yang sebenarnya, ini tidak akan berlangsung lama dan sebelum kamu selesai menghapal seluruhnya, hapalan yang pertama sudah lupa lagi. sekali lagi hematlah penggunaan memori kamu, karena memori kamu bukan hardisk. Agak lama memang, tetapi akan lebih menarik dan sekali mengerti tidak mudah untuk lupa karena yang diingat memori kamu adalah hasil pemahaman otak bukan tulisan-tulisan di buku.
5. Hindari SKS (Sistim Kebut Semalam) Ini akan membuat badan kamu jadi meriang dan sakit. Otak manusia itu punya batas. Kaga bisa dipaksain untuk bekerja terus-menerus dan sekaligus. Kenapa? Karena otak dirancang untuk bekerja efisien, apabila ada pemahaman baru, maka pemahaman yang lama akan dihapus dan diganti pemahaman yang baru. Pemahaman yang kita peroleh sifatnya bertahap yang semakin lama akan semakin bagus. Ini yang disebut kemampuan belajar. Contohnya kita belajar 10 bab, apabila dipaksaain sepuluh bab dipelajari seluruhnya. Otak kita akan berusaha memasukkan 10 pemahaman. Kalau kaga cukup, jadinya akan kacau, tumpang tindih kaga karuan. Tetapi kalau bertahap, setelah kita baca 2 bab misalnya, pemahaman kita pada bab satu akan diperbaharui dengan pemahaman setelah kita baca bab 1 dan bab 2, demikian seterusnya sehingga setelah 10 bab, otak kita akan menyimpan sebuah pemahaman tentang 10 bab sebagai satu kesatuan, bukan 10 pemahaman.
6. Istirahat Otak kita butuh istirahat, kalau sudah jenuh, istirahat beberapa saat untuk mengendurkan otot termasuk mata. Setelah itu baru mulai lagi. Dengan begitu engga terasa otak kita akan bertahan cukup lama untuk belajar.
7. Kesimpulan Buatlah kesimpulan pada setiap akhir kegiatan belajar. Dengan demikian kamu akan mendapatkan inti dari keseluruhan apa yang telah dipelajari.
8. Belajar Kontinyu Biasakanlah menganggap belajar sebuah kebutuhan, seperti makan, tidur, nge-game dsb. Disamping jadi smart, hal ini akan melatih otak untuk kritis dan cepat memahami hal-hal baru. Jadi engga ada istilah telmi, malu-maluin.
(sumber. rajaraja.com)
***SAYA BELAJAR***
SAYA BELAJAR, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya, saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai
SAYA BELAJAR, bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik
SAYA BELAJAR, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh, beberapa di antaranya melahirkan cinta sejati
SAYA BELAJAR, bahwa sebaik-baiknya pasangan itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya, dan untuk itu saya harus memaafkannya .....
SAYA BELAJAR, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan....
SAYA BELAJAR, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya ....
SAYA BELAJAR, bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya .....
SAYA BELAJAR, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai .....
SAYA BELAJAR, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya .....
SAYA BELAJAR, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali serta orang yang begitu perhatian pada saya .....
SAYA BELAJAR, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya .....
SAYA BELAJAR, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain, kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.....
SAYA BELAJAR, bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda .....
SAYA BELAJAR, bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses pertumbuhan kecuali saya ingin sakit hati .....
SAYA BELAJAR, bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis .....
SAYA BELAJAR, bahwa orang-orang yang saya kasihi justru sering diambil segera dari kehidupan saya ....
budiaridian.multiply.com/reviews/item/56
Misteri Matematika
Suatu hari tiga orang sahabat, TINO, TONI dan TONO yang sedang ngerjain tugas kalkulus merasa lapar. Masuklah mereka ke sebuah warteg langganan mereka yang pelayannya cuantik banget. Kemudian mereka memesan “Paket Mantap bertiga” seharga Rp.25.000,- Selesai makan mereka masing-masing mengeluarkan uang sepuluh ribuan. Setelah
membayar mereka menerima kembalian Rp.5.000,- akhirnya Rp.2.000,- dikasih ke pelayan cuantik sebagai tips, Rp.3.000,- masing-masing dikembalikan ke TINO, TONI dan TONO. Mereka bersiap untuk pulang… Tapi sebelum mereka berpisah si TINO iseng bertanya kepada 2 rekannya. Sebenarnya uang yang kita belanjakan tadi berapa sih?
Mulailah mereka sibuk menghitung.
TINO mengeluarkan 10.000 di kembalikan 1.000 = 9.000
TONI mengeluarkan 10.000 di kembalikan 1.000 = 9.000
TONO mengeluarkan 10.000 di kembalikan 1.000 = 9.000
Dikasih ke pelayan cuantik 2.000
—————————————————– +
29.000
WAH…..! YANG 1.000 LAGI KEMANA NEH?
PENASARAN KAN?
Hahahha…. sebuah soal yang sangat bodoh.
Jawabannya kenapa bisa cuman Rp. 29.000,00 soalnya jelas-jelas salah ngitung. Kan Rp.9.000,00 itu sudah termasuk tips ke si pelayan dan makan, sehingga total pengeluaran adalah 9.000 x 3 = 27.000
sisanya kan tinggal 3.000, ya itulah yang jadi kembaliannya.
Salah satu trik psikologis yang mengesankan.
Tes Otak
Apakah Anda tahu bahwa otak yang berada di dalam Kepala kita ternyata berlawanan antara otak kiri dan otak kanan. Berlawanana bukan berarti dia Jahat dan Buruk. Akan tetapi berlawanan saat memproses apa yang kita lihat dan menyampaikannya ke organ lain.
Maksud saya cuma ingin mencoba Anda melihat dan mengucapkan warna tidak membacanya, dengan cepat, jika Anda benar menyebutkan warnanya dan tidak belepotan dengan membaca berarti Otak anda sudah searah, tapi kalau beloptan malah anda membacanya ternyata teori otak kanan dan otak kiri berlawanan benar, mau coba silahkan menyebutkan warna pada setiap kata tersebut terus apa yang keluar dari mulut Anda..?
Ingat menyebutkan warna dengan cepat ya… Bukan membacanya lho… Selamat Mencoba…!!!
Membuat Anak Menjadi Senang Belajar
Sebagai orang tua tentu akan senang mempunyai anak yang senang atau suka belajar. Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman dalam mengatasi anak kami yang pada awalnya sulit sekali belajar. Saya paham benar pada masa-masa usia sampai dengan 10 tahun adalah masa bermain anak, namun pada saat ini tuntutan dunia pendidikan sangat berbeda. Kita sebagai orang tua harus bisa menjadi jembatan untuk memenuhi naluri bermain anak serta tuntutan dari sekolah dengan beberapa target pencapaian prestasi. Berikut tips yang bisa saya bagi untuk anda:
1. SUASANA YANG MENYENANGKAN adalah SYARAT MUTLAK yang diperlukan supaya anak senang belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.
2. Membuat ANAK SENANG BELAJAR adalah JAUH LEBIH PENTING daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.
3. Kenali tipe dominan CARA BELAJAR ANAK, apakah tipe AUDITORY (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), VISUAL (melihat) ataukah KINESTHETIC (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.
4. Belajar dengan JEDA WAKTU ISTIRAHAT setiap 20 menit akan JAUH LEBIH EFEKTIF daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.
5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi SANGAT ANTUSIAS dan SEMANGAT untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.
[Artikel ini telah diterbitkan di Buletin Komite Sekolah TKIT/SDIT Full Day School Nur Hikmah Pondok Gede, BEKASI]
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Jakarta. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di satu sisi telah membawa dampak positif pada perkembangan kehidupan masyarakat. ...
-
Dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun televisi swasta nasional, Sabtu (18/6), Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh ...
-
Meski kedua kakinya buntung dan kedua telapak tangannya tak sempurna, namun Dewi Sudarmi (6), siswi klas 1 SDN Kertagenah Laok 3 itu bercita...