Kamis, 21 Januari 2010

Bimbel Jelang UN Konsep Keliru


BANDUNG. Kegiatan atau program pemantapan dan bimbingan belajar (bimbel) yang marak diadakan beberapa bulan menjelang Ujian Nasional (UN) dinilai sebagai konsep yang keliru dan berbahaya jika dilanjut.

"Bimbel dan latihan-latihan di sekolah tiga bulan menjelang UN menggambarkan anak tidak lagi dalam konsep pendidikan, tapi dalam proses belajar untuk ujian dan merupakan gejala yang tidak baik," kata pakar Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Prof Said Hamid Hasan.

Menurut dia, proses pendidikan semacam itu sangat berbahaya jika diteruskan. Jika pemerintah mau melakukan UN, seharusnya tidak ditujukan untuk menentukan kelulusan, tapi mungkin untuk memperbaiki kondisi sekolah.

Menjelang UN yang dimajukan menjadi bulan Maret mendatang, sekolah-sekolah, baik SMP maupun SMA, mengadakan program pemantapan untuk para siswa kelas IX dan XII. Selain itu, para siswa peserta UN beramai-ramai mengikuti bimbel.

Tekanan Said berpendapat, sebenarnya konsep pemantapan dalam pendidikan perlu dilakukan tetapi bukan dalam bentuk seperti yang terjadi sekarang ini. Pemantapan seharusnya diadakan untuk mereka yang nilai ulangannya kurang.

"Remedial dan pemantapan sebenarnya bagi mereka yang belum menguasai materi, sehingga diharapkan dengan pemantapan anak-anak betul-betul menguasai apa yang harus dia kuasai melalui proses pendidikan yang wajar," kata Said.

Dia menambahkan, adanya tekanan dari orang tua, para pemimpin seperti wali kota dan lainnnya yang menginginkan lulus seratus persen membuat berbagai pihak melakukan segala cara, di antaranya melalui pemantapan dan bimbel.

Menurut Said, dampaknya bisa sangat berbahaya tapi karena hal itu berkaitan dengan pendidikan maka tidak mudah disadari. Akibatnya, ada mental yang berkembang pada diri anak, yaitu mencari jalan pintas.

"Pokoknya, menurut siswa, yang penting saya kuat di pemantapan dan bimbingan ini lalu saya lulus. Mental ini yang sedang terbentuk melalui maraknya bimbingan belajar dan segala persiapan menjelang ujian," kata Said. (ant-45)


Sumber: Suara Merdeka Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar